Klaster Perajin Batu Paras Taro di Bali Semakin Berkembang Berkat Program Pemberdayaan BRI
Klaster Usaha Paras Taro mendapatkan pendampingan dari BRI.
Mayoritas penduduk di desa tersebut berprofesi sebagai perajin batu paras taro.
Klaster Perajin Batu Paras Taro di Bali Semakin Berkembang Berkat Program Pemberdayaan BRI
Deru mesin grinder dan alat-alat saling bertumbuk sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Banjar Belong, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar Bali.
Ya, mayoritas penduduk di desa tersebut berprofesi sebagai perajin batu paras taro.
Para perajin tersebut bergabung dalam sebuah kelompok usaha yang dikenal dengan nama Klaster Usaha Paras Taro.
- Menikmati Kopi Akar Wangi di Desa Wisata, Semakin Tumbuh dengan Program BRI 'Klasterku Hidupku'
- Kolaborasi Pemkab dengan Pusat hingga Desa, 1.300 Rumah Tidak Layak Huni di Banyuwangi Direnovasi
- Menengok Klaster Usaha Wanita Berkah Jaya Tidu: Tetap Berkarya & Menginspirasi Kaum Wanita
- Ngantor di Desa Lereng Gunung Ijen, Bupati Ipuk Gelontorkan Berbagai Program Pemberdayaan Masyarakat
Banjar Belong sendiri memang dikenal sebagai salah satu daerah yang menyimpan potensi besar dalam hal kerajinan paras taro. Di klaster usaha inilah,
I Wayan Parnata bertahun-tahun aktif sebagai ketua yang membantu berbagai kebutuhan, demi kemajuan usaha yang banyak dijalankan warga setempat.
Dukungan dari BRI sendiri berupa akses layanan keuangan, serta pembinaan, hingga bantuan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan para perajin di klaster usaha.
Di atas lahan milik pribadi, keseharian Wayan bergelut dengan mesin grinder dan berbagai peralatan untuk menyelesaikan pesanan pelinggih atau produk kerajinan lainnya dari pelanggan.
"Awal mulanya kami membuat kerajinan pelinggih di Bali itu sekitar tahun 2000-an. Lalu kerajinan ini mulai menjamur di tahun 2010,"
ceritanya.
Ia bercerita bahwa saat awal menjalankan usaha, kesulitan yang dihadapi adalah dalam pemilihan material.
"Kami mengalami kesulitan karena harus mencocokkan material yang bisa dipakai. Jadi sering mencoba-coba kalau bahannya ini hasilnya seperti apa. Lalu sekitar tahun 2010 sudah ketemu material yang cocok yaitu tanah liat hitam yang kualitasnya ternyata lebih baik. Akhirnya kita pakai bahan itu sampai sekarang,"
jelas Wayan.
merdeka.com
Klaster Usaha Paras Taro menghasilkan berbagai produk kerajinan yang kebanyakan memang berhubungan dengan tempat peribadatan masyarakat Hindu.
Beberapa produk mereka seperti candi, angkul-angkul, tembok, hingga pelinggih.
Nilai tambah dari klaster usaha ini adalah produk yang dihasilkan bisa menggunakan berbagai motif sesuai dengan permintaan pembeli.
Untuk pemasarannya sendiri, ternyata tidak hanya sebatas di wilayah Bali saja.
"Pemasaran kalau saya sendiri sudah sampai Jakarta, Bogor, hingga Lombok. Kalau teman-teman ada yang sampai Lampung dan kota di Sumatera lainnya,"
ungkap Wayan.
merdeka.com
Wayan menambahkan bahwa klaster usahanya dikenal dari mulut ke mulut.
Selain itu, banyak juga anggota yang melakukan promosi di media sosial dan memiliki toko online sehingga bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
merdeka.com
Dukungan BRI untuk Kembangkan Usaha
Klaster Usaha Paras Taro adalah satu dari sekian banyak kelompok usaha UMKM yang mendapatkan pendampingan dari BRI.
Berawal dari kebutuhan modal, Wayan dan klaster usaha tersebut mendapatkan pendampingan usaha.
"Pendampingan BRI dimulai sekitar tahun 2018. Awalnya itu saya kan terkendala modal usaha untuk memperluas bisnis saya, lalu ada Mantri BRI yang mengajukan usaha saya ke Program Klaster Usaha," ungkap Wayan.
Adapun bantuan yang diberikan oleh BRI berupa pembinaan serta bantuan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan para perajin di klaster usaha disana.
Wayan pun mengakui jika sekarang klaster usahanya sudah jauh lebih berkembang. Jika dulu di awal berdiri hanya 10 orang, kini anggotanya sudah jauh lebih banyak. Bahkan, sekitar 50% warga Banjar Belong menjalankan usaha ini.
Menjalankan peran sebagai ketua klaster sejak awal berdiri, Wayan pun memiliki harapan agar usahanya bisa semakin berkembang.
"Harapannya adalah klaster usaha ini semakin maju dan juga semoga bisa mendapatkan permodalan dengan agunan rendah dari BRI, jadi bisa membantu memperluas usaha," tutupnya.
BRI lewat program Klaster Usaha ‘Klasterkuhidupku’ berkomitmen untuk selalu memberikan pendampingan maupun pemberdayaan, sehingga pelaku UMKM mampu untuk lebih tangguh dan naik kelas. Dalam kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari memberikan pernyataannya.
"Tidak hanya berupa modal usaha saja, tapi juga berupa pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya sehingga UMKM dapat terus tumbuh. Kisah Para Perajin Batu Paras Taro diharapkan bisa jadi kisah inspiratif yang bisa direplika oleh pelaku usaha lainnya,"
tambahnya.
merdeka.com
Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa program Klaster Usaha 'Klasterku Hidupku' menjadi wadah bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya.Lewat berbagai kegiatan pendampingan tersebut, pelaku UMKM bisa mendapatkan kesempatan mengembangkan produknya.
"Kami berkomitmen untuk terus memberikan pendampingan, edukasi dan membantu pelaku UMKM, tidak hanya berupa modal usaha saja tapi juga melalui pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya sehingga UMKM dapat terus tumbuh dan semakin tangguh," jelas Supari.