Kuartal I-2020, Bukit Asam Raup Laba Bersih Rp1,08 Triliun
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih sebesar Rp1,08 triliun sepanjang kuartal I 2020. Pencapaian laba ini didukung oleh kenaikan volume produksi dan harga jual rata-rata pada batu bara. Peningkatan penjualan batu bara perusahaan di sepanjang Kuartal I-2020 sebesar 2,1 persen.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih sebesar Rp1,08 triliun sepanjang kuartal I 2020. Pencapaian laba ini didukung oleh kenaikan volume produksi dan harga jual rata-rata pada batu bara.
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Hadis Surya Palapa, mengatakan peningkatan penjualan batu bara perusahaan di sepanjang Kuartal I-2020 sebesar 2,1 persen atau naik dari 6,6 juta ton menjadi 6,8 juta ton bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan, volume produksi mengalami sedikit kontraksi sekitar 2,8 persen yang disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi khususnya pada awal tahun.
-
Di mana Pasar Bubrah berada? Pasar Bubrah adalah sebuah mitos yang menggambarkan sebuah pasar gaib yang terletak di lereng Gunung Merapi.
-
Kapan Pasar Bubrah muncul? Menurut cerita rakyat, pasar ini hanya muncul pada waktu-waktu tertentu dan hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan spiritual.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Apa yang terjadi di Pasar Setan? Konon, pasar ini terletak di salah satu sabana luas yang menjadi jalur pendakian, dimana beberapa pendaki telah mengalami pengalaman yang tak terlupakan. Beberapa di antaranya melaporkan mendengar suara berisik dan keramaian yang mirip dengan suasana pasar, meskipun di jalur tersebut seharusnya sepi dengan hanya sabana luas dan tanah lapang.
-
Kapan Pasar Loak Lemahwungkuk buka? Pasar ini diketahui hadir setiap hari Minggu, mulai pagi hingga siang dengan pilihan barang yang komplet.
-
Kapan Pasar Batu Akik Tepecik aktif? Pasar Batu Akik Tepecik ini merupakan pusat perdagangan obsidian, sejenis batu akik, dan produk pertanian. Obsidian digunakan dalam pembuatan perkakas dan senjata.
Sementara itu untuk angkutan batu bara dengan menggunakan kereta api mengalami peningkatan sebesar 12,1 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni dari 5,8 juta ton menjadi 6,5 juta ton.
Dari capaian tersebut Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp5,1 triliun, yang terdiri dari pendapatan penjualan batu bara domestik sebesar Rp3,3 triliun, penjualan batu bara ekspor sebesar Rp1,8 triliun. Sementara aktivitas lainnya sebesar Rp87,2 miliar yang terdiri dari penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.
Pendapatan usaha ini dipengaruhi oleh harga jual rata-rata batu bara yang turun sebesar 3,9 persen menjadi Rp741.845,-/ton dari Rp772.058,-/ton di kuartal I-2019. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan harga batu bara Newcastle sebesar 29,5 persen maupun harga batu bara thermal Indonesia (Indonesian Coal Index / ICI) GAR 5000 sebesar 6,9 persen dibandingkan harga rata-rata kuartal I-2019.
Sementara, bsban pokok penjualan sepanjang kuartal I-2020 tercatat sebesar Rp3,6 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 1,1 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini seiring dengan kenaikan volume penjualan serta peningkatan volume angkutan batu bara dan kenaikan biaya jasa penambangan terkait dengan peningkatan kurs dan jarak angkut pada kuart I-2020 dibandingkan dengan kuartal I-2020
"Dengan gambaran pendapatan dan peningkatan beban pokok penjualan serta beban usaha, laba usaha Perseroan masih bisa mencapai Rp1,08 triliun. Kemudian diiringi dengan tercapainya EBITDA sebesar Rp1,5 triliun dan pencapaian laba bersih Perseroan sebesar Rp903,2 miliar," jelasnya berdasarkan rilis yang diterima merdeka.com, Jumat (1/5).
Dari kinerja tersebut, aset Perseroan per 31 Maret 2020 mencapai Rp27,7 triliun dengan komposisi terbesar pada kas setara kas serta Deposito dengan jangka waktu di atas 3 bulan yang dimiliki oleh Perseroan sebesar Rp8,1 triliun (29,2 persen) dan aset tetap sebesar Rp7,5 triliun (27,1 persen).
Total liabilitas perseroan per 31 Maret 2020 sebesar Rp7,8 triliun. Total liabilitas tersebut naik dibandingkan liabilitas per 31 Desember 2019. Hal ini disebabkan adanya kenaikan liabilitas jangka panjang sebesar 11,2 persen dari realisasi kuartal I tahun 2019.
"Dengan adanya peningkatan posisi Kas dan Setara Kas menyebabkan cash ratio atau rasio Kas dan Setara Kas terhadap liabilitas jangka pendek Perseroan menjadi 167,4 persen yang berarti Perseroan memiliki likuiditas yang kuat atau sangat mampu memenuhi liabilitas jangka pendek tepat waktu," tandas dia.
(mdk/bim)