Lebih baik punya rumah atau apartemen?
Pilihan rumah atau apartemen kembali tergantung kebutuhan dan kondisi keuangan konsumen.
Rumah, sebagai salah satu kebutuhan primer masyarakat, membuat permintaannya terus meningkat. Tingginya kebutuhan hunian tiap tahun membuat prospek bisnis perumahan ikut menggeliat.
Kebutuhan lahan yang makin menyempit dan harga lahan yang tinggi membuat para pengembang menghadirkan rumah vertikal sebagai pilihan, seperti apartemen dan rumah susun. Namun, tetap tak sedikit masyarakat masih memilih rumah tapak sebagai pilihan utama.
Pengamat Properti Anton Sitorus menjelaskan, kedua jenis itu tentu memiliki keuntungan masing-masing. Penentunya hanya tinggal pada faktor lokasi dan kekuatan kantung konsumen.
"Tergantung keinginan lokasinya dan kondisi keuangan masyarakat," kata Anton kepada merdeka.com, Senin (21/9) kemarin.
Sayangnya, dilihat dari segi lokasi, rumah tapak biasanya berada jauh dari ibu kota. Kalaupun ingin dekat dengan Jakarta, harganya sudah menggila.
Sedangkan, rumah susun atau apartemen, memang banyak hadir di tengah-tengah ibu kota. Namun, luas dan model bangunan sudah tidak bisa dimodifikasi.
Seorang marketing apartemen di Depok, Alfan, mengaku untuk harga satu ruangan kelas studio rata-rata dibanderol seharga Rp 300 juta. Kelebihan yang bisa dia tawarkan sebagai kompensasi harga ialah akses transportasi yang mudah dan banyak.
Sementara, untuk rumah di wilayah lebih jauh, semisal Bojong Gede atau Citayam, kisaran harga diakui memang lebih murah. "Perbedaannya hanya berada di lokasi," tuturnya.