Mandiri Capital Telah Investasi Rp1 Triliun ke 14 Startup Lokal
Mandiri Capital Indonesia (MCI) telah berinvestasi atau penyertaan saham senilai total Rp 1 Triliun kepada 14 Startups di bidang Teknologi Finansial (TekFin) sejak berdiri 5 tahun lalu. Investasi tersebut dilakukan ke beberapa subsektor Tekfin.
Mandiri Capital Indonesia (MCI) telah berinvestasi atau penyertaan saham senilai total Rp 1 Triliun kepada 14 Startups di bidang Teknologi Finansial (TekFin) sejak berdiri 5 tahun lalu. Investasi tersebut dilakukan ke beberapa subsektor Tekfin seperti platform pinjaman online (P2P Lending), pembayaran dan solusi bisnis.
Direktur Utama MCI Eddi Danusaputro, melalui investasi tersebut MCI telah mendorong berbagai inovasi dan sinergi dengan Mandiri Group, seperti penyaluran modal (loan channeling) ke lebih dari puluhan ribu segmen UMKM, baik dari sektor bisnis konvensional hingga pertanian.
-
Kenapa BNI menggandeng startup? Tak hanya itu, BNI juga menggandeng startup agar bisnis terus bertumbuh.
-
Bagaimana Bank Jatim mendorong UMKM binaannya agar paham teknologi digital? UMKM binaan bankjatim juga didorong untuk paham teknologi digital. Salah satu caranya dengan memfasilitasi transaksi menggunakan QRIS bankjatim. “Maka dari itu, UMKM yang kami bawa ke Bengkulu ini juga sudah memanfaatkan QRIS bankjatim dalam melakukan transaksi pembayaran dengan pembeli. Praktis dan cepat tinggal scan QR code,” ungkap Busrul.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Bagaimana TelkomGroup mendukung pendanaan startup nasional? Dalam hal ini, TelkomGroup memiliki kesamaan visi dengan Merah Putih Fund (MPF) untuk memajukan pertumbuhan ekonomi digital nasional dengan memperkuat peran Telkom digital venture yang dijalankan melalui MDI Ventures dan TMI.
"Kami juga membantu mengembangkan digitalisasi UMKM, baik dari sisi pembayaran maupun dukungan sistem lainnya, seperti proses akuntansi dan sumber daya manusia (HR), serta penggunaan digital signature sebagai bentuk efisiensi proses bisnis," kata Eddi dalam konferensi pers, Rabu (25/11).
Pada platform P2P lending, MCI telah berinvestasi di Amartha, Crowde, KoinWorks, dan Investree. Untuk pembayaran, investasi MCI telah dilakukan di platform LinkAja, Yokke, PTEN dan DAM. Sementara pada tekfin solusi bisnis, investasi MCI dilakukan di Mekari, PrivyID, Cashlez, Gojek, Iseller dan Halofina.
Seperti diketahui, MCI berdiri pada 10 November 2015 bersamaan dengan keluarnya izin sebagai Perusahaan Modal Ventura (PMV) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berdirinya MCI sejalan dengan dimulainya fase disrupsi finansial oleh perusahaan rintisan (Startups).
Pendirian MCI oleh Bank Mandiri pun bertujuan sebagai jembatan untuk mendorong inovasi dan sinergi antara Mandiri Group dengan Startups di dalam ekosistem. Chief Financial Officer MCI Hira Laksamana menambahkan, bisnis MCI setiap tahunnya terus bertumbuh dengan baik. Meskipun kondisi perekonomian pada tahun ini mengalami berbagai tantangan.
Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya posisi ekuitas dan aset MCI per September 2020, di mana masing-masing berada di kisaran Rp1,8 Triliun dan Rp2 Triliun. Capaian ini menempatkan MCI berada di posisi terbesar pertama untuk ekuitas dan kedua untuk aset dibandingkan dengan pelaku PMV lainnya di Indonesia.
Prestasi
Selama 5 tahun terakhir, lanjut Hira, MCI telah mencatatkan prestasi seperti divestasi pada Moka yang diakuisi oleh Gojek pada tahun 2019, Cashlez yang melantai pada Bursa Efek Indonesia (IDX) di papan akselerasi tahun ini.
"Meluncurkan rangkaian Whitepaper yang bekerjasama dengan DailySocial dengan tajuk: Asuransi Teknologi (Insurtech), Solusi untuk UMKM (SME Empowerment), serta melakukan kolaborasi Unicorn & Centaurs dengan Institusi Finansial (Unicorn & Centaurs Collaboration)," jelasnya.
Selain itu, MCI juga mendukung usaha literasi dan inklusi dalam bidang keuangan melalui Fintech Inspire (Finspire), Indonesia Innovation Forum (IIF) dengan BEKRAF, dan program Mandiri Inkubator. MCI memiliki komitmen untuk terus berkontribusi melalui penambahan jumlah penyertaan saham dan inisiatif baru baik di tahun 2020 maupun di tahun-tahun mendatang.
"Inisiatif tersebut terutama terkait dengan rencana peluncuran produk dana ventura, yaitu Mandiri Venture Fund dan Indonesia Impact Fund," ujar Hira.
Komitmen tersebut didasarkan pada laporan lanskap Startup dari AMVESINDO yang menyebutkan, trend investasi Startups di Indonesia didominasi pada 3 sektor, yaitu TekFin, Teknologi Edukasi, dan Software-as-a-Service (SaaS).
Jika melihat dari jumlah transaksi, pada tahun 2018 terdapat 71 transaksi pendanaan dan 113 transaksi pendanaan ke Startups pada tahun 2019. Namun, hingga kuartal-III 2020 hanya terdapat 52 transaksi.
"Sangat terbuka peluang di masa dating untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan Startups di Indonesia. MCI juga ingin berperan lebih aktif dalam membantu proses digital dan inovasi di ekosistem BUMN dengan skala yang lebih luas secara nasional," pungkas Eddi.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)