Mengenal Djoko Susanto, Bos Besar Alfamart Lulusan SMP yang Kini Punya Harta Rp63 Triliun
Hingga tahun 2023, total gerai Alfamart beroperasi di Indonesia sebanyak 19.087 unit.
Nama Alfamart pasti sudah tak asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Alfamart merupakan salah satu jaringan minimarket populer di Tanah Air.
Hingga tahun 2023, total gerai Alfamart beroperasi di Indonesia sebanyak 19.087 unit. Bahkan, Alfamart melalui anak usaha juga memiliki lebih dari 1.600 gerai dengan total 4 gudang di Filipina.
- Alfamart Tutup 400 Gerai, Bagaimana Kondisi Keuangan Indomaret?
- Mendag Lepas Ekspor Produk Empat UMKM dari Jatim Senilai Rp3,9 Miliar
- Jenderal Bintang Tiga Arief Sulistyanto Diangkat Jadi Komisaris ASABRI, Ternyata Eks Penyidik Kasus Munir
- Diburu Warga, Stok Beras di Alfamart hingga Indomaret Kosong
Namun, dikabarkan sebanyak ratusan gerai Alfamart tutup di sepanjang tahun 2024. Lantas siapa pemilik jaringan minimarket Alfamart?
Dirangkum berbagai sumber, sejarah Alfamart dimulai pada tahun 1989 silam. Saat itu, perusahaan ini didirikan langsung oleh Djoko Susanto dengan mengawali usaha di bidang perdagangan dan distribusi.
Djoko Susanto sendiri lahir dengan nama Kwok Kwie. Siapa sangka, Djoko hanya menyelesaikan pendidikannya hingga tingkat SMP pada tahun 1965.
Ketika dia hendak melanjutkan pendidikan ke SMA, saat itu bertepatan dengan tutupnya semua Chinese School pada 6 April 1966. Sehingga Djoko tak bisa melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi.
Keadaan tersebut memaksa Djoko untuk bekerja di radio transistor. Selain itu, Djoko juga membantu orang tuanya menjaga warung kelontong di pasar Arjuna, Petojo, Jakarta Pusat. Akhirnya orang tuanya mengamanahkan Djoko untuk melanjutkan usaha warung kelontong pada 1969 silam.
Djoko Fokus Penjualan Rokok
Di toko dengan nama ‘Sumber Bahagia’ itu, Djoko fokus pada penjualan rokok. Dia melihat omset rokok pada periode tahun 1975 - 1980 sangat luar biasa.
Hal tersebut yang melatarbelakangi Djoko membuat warungnya menjadi grosir rokok dari berbagai merk. Usahanya berkembang cukup pesat.
Djoko pun memiliki 15 toko kelontong yang tersebar di beberapa daerah seperti Melawai, Tanah Abang, dan Jatinegara.
Pada 1989, Djoko bertemu dengan Putera Sampoerna. Keahlian Djoko dalam penjualan rokok membuatnya diajak bergabung dengan Sampoerna Group. Tanpa mempermasalahkan latar belakang pendidikannya, dia ditawari jabatan sebagai direksi penjualan di HM Sampoerna.
Punya Kekayaan Rp63 Triliun
Berkat kinerjanya yang baik, Djoko kembali mendapatkan penawaran dari Putera Sampoerna untuk bekerja sama mendirikan bisnis ritel untuk memperluas jaringan distribusi rokok.
Tanpa waktu yang lama, pada 27 Agustus 1989 lahirlah tokoh gudang rabat Alfa (Alfa TGR) retail Indonesia yang pertama di Jalan Lodan. Untuk mengembangkan bisnis retailnya, Djoko berinovasi dengan mengembangkan konsep bisnis minimarket.
Dia pun membuka cabang pertamanya pada 1999 di Jalan Waringin, Tangerang, dengan nama Alfa Minimart yang kemudian berganti nama menjadi Alfamart. Selama 3 tahun hingga 2002 tokonya berkembang hingga memiliki 150 cabang.
Kini, Djoko Susanto masuk ke dalam daftar orang terkaya di dunia. Mengutip Forbes, bos Alfamart itu memiliki kekayaan senilai USD 4,1 miliar atau sekitar Rp63,9 triliun pada 2022. Dengan kekayaan ini, ia menduduki 10 besar dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia.