Menkeu yakin angka kemiskinan tahun ini bakal turun
Pemerintah yakin telah mampu menjaga pasokan makanan sehingga penyebab utama kemiskinan ini dapat diantisipasi.
Menteri Keuangan, Chatib Basri, mengakui tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan sejalan dengan penurunan angka kemiskinan di Tanah Air. Angka kemiskinan saat ini tercatat justru semakin bertambah.
Dia mencontohkan, tahun lalu, meski pertumbuhan mencapai 5,87 persen namun tingkat kemiskinan justru meningkat dari 11,37 persen di Maret 2013 menjadi 11,47 persen pada September 2013. Idealnya angka pertumbuhan yang tinggi harus dapat menekan angka kemiskinan.
"Angka kemiskinan itu kelihatannya naiknya di periode September. Itu naiknya sekitar 0,1 persen. Itu yang paling sensitif harga makanan," ujarnya di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Rabu (5/2).
Kementerian Keuangan melihat meningkatnya angka kemiskinan disebabkan inflasi atau kenaikan harga bahan makanan. Sebabnya adalah pembatasan impor sejumlah komoditas pangan. Makanan adalah komoditas yang paling sensitif untuk orang miskin.
"Kenapa karena kalau orang miskin dia tidak akan konsumsi di luar makanan. Bahkan untuk makanan pun tidak akan cukup," ungkapnya.
Untuk itu, ke depan, dia berharap angka kemiskinan akan turun. Pasalnya, harga makanan, sudah dijaga pasokannya agar tidak menyebabkan kenaikan harga.
"Sekarang mulai slow down, harga makanan makin turun, mudah-mudahan bulan Maret nanti tingkat kemiskinan bisa turun, karena orang miskin paling sensitif pada harga," jelas dia.