Mulai bulan depan Pertamina tak jual Premium di kota besar
SPBU tengah kota tidak jual lagi Premium," ucap Bambang.
PT Pertamina mulai bulan depan secara bertahap akan menghilangkan atau menghapus Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium, khususnya di kota besar di Indonesia. Kebijakan ini diterapkan agar masyarakat secara perlahan bisa beralih dari Premium yang merupakan bahan bakar beroktan rendah.
"Premium hanya ada di SPBU pinggiran kota dan untuk angkot, mikrolet, dan lain lain. SPBU tengah kota tidak jual lagi Premium," ucap Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Kamis (16/4)
-
Mengapa Pertamina mengkaji peningkatan kadar oktan BBM Subsidi? “Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik." Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini merupakan kajian internal di Pertamina dan untuk implementasinya nantinya akan diusulkan kepada pemerintah, dan nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.
-
Mengapa Pertamina ingin meningkatkan kualitas BBM Subsidi? Pertamina pernah menjalankan Program Langit Biru dengan menaikkan (kadar oktan) BBM Subsidi dari RON 88 ke RON 90.
-
Apa yang sedang dilakukan Pertamina untuk menghemat anggaran di BBM dan LPG Subsidi? Bekerjasama dengan lintas instansi, upaya tersebut berhasil membantu Pertamina dapat melakukan penghematan sebesar 1,3 Juta kilo liter (KL) untuk Solar Subsidi dan 1,7 Juta KL untuk Pertalite.
-
Kapan Pertamina berhasil mengurangi penyalahgunaan BBM bersubsidi? Sejak implementasi exception signal ini pada tanggal 1 Agustus 2022 hingga 31 Desember 2023, Pertamina telah berhasil mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi senilai US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,04 trilliun.
-
Apa yang dilakukan Pertamina bagi SDM Tanzania Petroleum? Pertamina melalui PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) menggelar Pre Capacity Building dan Capacity Building bagi pekerja TPDC bersama Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI).
-
Mengapa Pertamina terus berupaya untuk memastikan BBM bersubsidi tepat sasaran? Pertamina, lanjut Nicke, akan terus berupaya untuk agar BBM bersubsidi secara optimal dikonsumsi oleh yang berhak. Upaya-upaya tersebut antara lain penggunaan teknologi informasi untuk memantau pembelian BBM Bersubsidi di SPBU-SPBU secara real time untuk memastikan konsumen yang membeli adalah masyarakat yang berhak.
Abe panggilan akrabnya mengatakan, Pertamina akan membuat satu jenis BBM dengan kualitas di atas Premium tapi masih di bawah Pertamax. Hal ini dilakukan agar masyarakat mempunyai pilihan dalam mengisi bahan bakar selain Pertamax.
"Memberi pilihan ke masyarakat serta transisi dari Premium ke yang lebih baik sebelum ke RON 92 (Pertamax)," katanya.
Mengingatkan saja, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dulu pernah berencana akan membuat satu jenis bahan bakar di atas Premium yaitu Premix.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widjajono Partowidagdo kala itu mengusulkan adanya bahan bakar Premix (premium dan pertamax) yang beroktan 90 (RON 90) agar mobil-mobil kelas mewah tidak menggunakan BBM bersubsidi.
"Kan, ada orang berpikir, mau pakai BBM non subsidi tapi harganya terlalu tinggi, tapi kalau pakai BBM bersubsidi tidak tega makan subsidinya terlalu besar, maka kenapa kita tidak memberikan pilihan di tengah, yakni campuran antara BBM bersubsidi dan non subsidi, harganya di tengah," ujarnya yang ditemui di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta Rabu (4/4).
Widjajono mengatakan ide untuk membuat satu bahan bakar yakni Premix yang memiliki RON 90 yang harganya mungkin bisa Rp 7.200 per liter di saat itu.
"Pembakarannya baik, harganya tidak terlalu mahal, tapi negara tetap subsidi, tapi subsidinya lebih kecil dibandingkan subsidi Premium," jelasnya.
(mdk/idr)