Negara ASEAN Diajak Tinggalkan Dolar AS, Ada Apa?
Negara ASEAN ramai-ramai tinggalkan Dolar AS untuk bertransaksi. Ini akan membuat harga suatu produk lebih tahan banting.
Pemanfaatan LCT bakal mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS. Sehingga itu akan menurunkan biaya transaksi bilateral antar negara kawasan.
Negara ASEAN Diajak Tinggalkan Dolar AS, Ada Apa?
Bank Indonesia (BI) terus mendorong misi penggunaan mata uang lokal dalam transaksi atau local currency transaction (LCT) pada keketuaan Indonesia di ASEAN 2023. Dengan demikian, setiap negara ASEAN tak perlu repot melakukan konversi ke dolar Amerika Serikat dalam perdagangan bilateral. Direktur Eksekutif Departemen Internasional Bank Indonesia, Rudy Brando Hutabarat mengatakan, pemanfaatan LCT merupakan salah satu dari tiga agenda prioritas yang dibawa BI dalam ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) pada 22-25 Agustus 2023.
- Dampak Parah Kekeringan Mulai Terasa, 22 Negara Setop Ekspor Beras
- Marak Dijual Murah, Ini Cara Bedakan Produk Pewangi Pakaian Asli dan Oplosan
- TikTok Tak Tepati Janji, Masih Ada Barang Impor Dijual Lebih Murah dari Produk Lokal
- Aduh, Para Istri Pejabat Ini Pakai Uang Negara untuk Belanja Hingga Jutaan Dolar
Adapun dua agenda prioritas lain yakni mendorong bauran kebijakan untuk urusan moneter, dan penggunaan konektivitas sistem pembayaran antar negara ASEAN seperti QRIS.
Rudy meyakini, pemanfaatan LCT bakal mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS. Sehingga itu akan menurunkan biaya transaksi bilateral antar negara kawasan.
"Karena penggunaan LCT, transaksi menjadi lebih efisien. Misal dengan Malaysia tidak perlu konversi ke dolar AS baru kemudian ringgit, tapi bisa langsung menjadi rupiah," jelasnya dalam acara ASEAN Fest 2023 di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (22/8).
Sehingga, efisiensi biaya itu pun bakal ikut mengerek produktivitas negara ASEAN. Alhasil, pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara juga akan turut terdongkrak.
"Dan, ini membuat transaksi efisien. Kalau transaksi efisien maka produktivitas akan meningkat. Kalau produktivitas meningkat, maka tentunya pertumbuhan ekonomi negara kawasan akan semakin meningkat," kata Rudy.
Dengan demikian, pemanfaatan LCT bakal membuat diversifikasi mata uang dalam bertransaksi. Hasilnya, harga suatu produk akan lebih tahan banting dalam menghadapi gejolak nilai tukar mata uang terhadap dolar.
"Jadi seperti yang kita ketahui, kalau diversifikasi dilakukan maka risiko akan semakin menurun," pungkas Rudy.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com