Nilai tambah terobosan baru Pertamina capai Rp 6,4 T
Sepanjang tahun lalu, Pertamina mencatatkan realisasi pencapaian BTP New Initiatives sebesar USD 608,41 juta.
PT Pertamina (Persero) berhasil meraih nilai tambah hingga USD 481 juta atau Rp 6,4 triliun sepanjang kuartal I-2016 melalui Breakthrough Project (BTP) New Initiatives atau di atas target yang ditetapkan sebelumnya sebesar USD 411 juta.
"Proyeksi kami hingga akhir 2016, value added yang bisa diberikan ke Pertamina mencapai USD 1,64 miliar,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro di Jakarta, Senin (16/5).
-
Apa yang dilakukan Pertamina di Lapangan Sukowati? Setelah sebelumnya sukses melakukan injeksi perdana CO2 di Lapangan Jatibarang, PT Pertamina (Persero) kembali mengimplementasikan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di lapangan lainnya yaitu di Lapangan Pertamina EP Sukowati Bojonegoro, Jawa Timur.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Bagaimana Pertamina berhasil meningkatkan produksi migas di Blok Mahakam? Melalui beragam inovasi dan penerapan teknologi yang tepat, Pertamina berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah dan sekaligus meningkatkan produksi migas Pertamina yang sangat penting dalam mendukung pemenuhan kebutuhan energi Indonesia,” ujar Fadjar.
-
Apa yang Pertamina lakukan untuk menjadi pemain utama penyimpanan karbon di Indonesia? Kesiapan Pertamina dibuktikan melalui program Carbon Capture Utilisation Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilisation Storage (CCUS).
-
Di mana Pertamina menyalurkan Pertalite? Hingga saat ini kami masih menyalurkan Pertalite di semua wilayah sesuai dengan penugasan yang diberikan Pemerintah.
-
Mengapa Pertamina melakukan kegiatan ini? Pertamina sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi, tidak hanya terus berupaya menyediakan energi di seluruh wilayah negeri. Akan tetapi, juga memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam rangka mendukung capaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk menuju kemandirian masyarakat.
BTP New Initiatives terdiri dari sentralisasi pengadaan (nonhidrokarbon), perubahan proses pengadaan crude dan produk, pembenahan tata kelola arus minyak, optimalisasi aset penunjang usaha, dan Corporate Cash Management.
Pada kuartal I, nilai tambah dari BTP New Initiatives berasal dari sentralisasi procurement non hydro sebesar USD 105 juta atau diatas target yang ditetapkan USD 100 juta, efisiensi pengadaan hydro USD 21,8 juta , rool out PTKAM sebesar USD 63,42 juta atau diatas target USD 25 juta, marketing operation excellence (MORE) USD 30,65 juta, inisitiatif efisiensi hulu USD 217 juta diatas target yang ditetapkan sebesar USD 192,7 juta dan inisiatif efisiensi direktorat sebesar USD 43 juta.
Sepanjang tahun lalu, Pertamina mencatatkan realisasi pencapaian BTP New Initiatives sebesar USD 608,41 juta. Salah satu inisiatif baru adalah transformasi pengadaan minyak mentah dan produk minyak oleh Interated Supply Chain (ISC). Saat ini ISC sudah pada tahap 2.0, yakni membentuk sistem pengadaan sistematis, sehingga tender bisa diakses melalui web Pertamina. Perseroan juga mengundang peserta tender hingga di atas 100 peserta. Selain itu, lanjut Wianda, banyak harga yang ditawarkan sehingga Pertamina harus mengambil the best economic value.
"Jadi kami tidak hanya memilih harga terendah, tapi juga memperhatikan jenis crude yang mana yang paling efisien saat dikelola di kilang Pertamina," ungkap Wianda.
Pertamina, kata dia, juga terus melakukan pengadaan dari berbagai macam sumber, tidak hanya di negara tertentu karena dari situ perseroan bisa mendapatkan penawaran harga yang beragam. Transformasi ISC telah melahirkan tiga tahapan penting atau dikenal dengan Fase 1.0 atau fase Quick Win, Fase 2.0 atau fase World Class ISC, dan Fase 3.0 di mana ISC akan menjadi Talent Engine. Dari Fase 1.0, ISC telah terbukti memberikan kontribusi nyata bagi kinerja Pertamina secara keseluruhan dengan dihasilkannya efisiensi sebesar USD 208,1 juta sepanjang tahun lalu.
Untuk Fase 2.0, terdapat enam inisiatif yang dikembangkan, yaitu pengadaan minyak mentah berdasarkan nilai keekonomian yang dilihat dari hasil produksi, penambahan list minyak mentah yang bernilai ekonomis tinggi yang dapat diolah di Kilang Pertamina, dan kebijakan pengadaan minyak mentah secara berjangka dengan melakukan pra seleksi untuk minyak mentah yang bernilai ekonomis tinggi.
Inisiatif lainnya adalah negosiasi peningkatan volume minyak mentah domestik yang disuplai kepada Pertamina oleh KKKS, optimasi pengolahan minyak untuk mendapatkan margin terbaik, serta penyederhanaan syarat & ketentuan (GT&C) dalam pengadaan minyak mentah di RU VI Balongan sesuai dengan standar internasional.
Selain inisiatif-insiatif tersebut, ISC juga akan melakukan sejumlah langkah terobosan yang akan dilakukan sepanjang 2016. Langkah-langkah terobosan tersebut, meliputi pembelian hydrocarbon, baik minyak mentah, kondensate dan LPG yang bersumber dari Iran, Crude Processing Deal untuk minyak Basrah Light Crude, langkah lanjutan reformasi proses pengadaan minyak mentah & produk di Pertamina, maksimalisasi pembelian minyak mentah domestik untuk Kilang Pertamina, dan BTP Implementasi HPS keekonomian dalam pengadaan minyak mentah.
Wakil Ketua Komisi VII DPR, mengatakan Fadel Muhammad DPR mendukung strategi Pertamina transformasi pengadaan minyak mentah dan produk minyak oleh ISC. "Agar ISC juga berdampak ke masyarakat, Pertamina harus mencari produk yang bervariasi dan memiliki produktivitasnya tinggi. Serta tentu lebih bermanfaat ke masyarakat," kata Fadel.
(mdk/sau)