Para kepala daerah anyar diragukan bantu genjot pembangunan Jokowi
80 Persen kandidat kepala daerah merupakan petahana yang tidak memiliki prestasi cukup baik dalam membangun daerahnya.
Ketua Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti mengaku pesimis para calon kepala daerah pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak kemarin bisa mengoptimalkan alokasi dana guna meningkatkan pembangunan daerah. Padahal, Presiden Joko Widodo berharap pembangunan nasional pemerintahannya bisa lebih mengandalkan peran daerah.
Sebab, menurutnya, 80 persen kandidat kepala daerah merupakan petahana yang tidak memiliki prestasi cukup baik dalam membangun daerahnya. Sehingga, dia pesimis jika pembangunan daerah pada periode 2016-2020 akan meningkat secara signifikan.
"Uang banyak, tersedia tapi begitu-begitu saja. Membangun ala kadarnya. Prestasi juga biasa-biasa. APBD dengan cara itu tentu tidak mensejahterakan rakyat," kata Ray dalam Diskusi Perspektif Indonesia di Gado-Gado Boplo, Jakarta, Minggu (19/12).
Ray menyebut Indonesia sebetulnya tidak kekurangan uang untuk bisa dialokasikan dalam pembangunan. Namun, rendahnya kesadaran pemerintah daerah membuat dana tersebut tidak terserap dengan baik.
"Ada daerah yang memiliki alokasi dana di atas Rp 1 triliun tapi tidak dapat apa-apa. Faktornya karena kepala daerahnya tidak ikhlas dalam memimpin, tidak punya visi misi dan kejujuran," imbuhnya.
Dia menilai, pembangunan daerah seharusnya bisa dilakukan meski dengan dana yang minim, jika dikelola dengan benar. Jika tidak, maka alokasi dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) maupun dana desa terbuang percuma hanya untuk pencitraan pemimpinnya.
"Dengan uang yang kita miliki sekarang APBN sekitar Rp 2.500 triliun dan APBD rata-rata Rp 1 triliun, sebenarnya cukup membangun Indonesia. Tinggal pemimpinnya punya misi, kejujuran, dan keikhlasan. Jangan hanya memikirkan uangnya itu kan repot," pungkas Ray.
Baca juga:
Darmin: Kita perlu pertumbuhan ekonomi RI di atas 6 persen
Wapres JK harap pengampunan pajak berjalan tahun depan
Dahlan Iskan nilai pertumbuhan ekonomi tahun ini sangat buruk
Meski harta orang terkaya anjlok, bos Sampoerna yakin RI lebih baik
Dua dekade terakhir, populasi wanita superkaya naik 560 persen
Bos Apindo: Jumlah kamar hotel di Indonesia terbesar se-ASEAN
BI prediksi pelemahan ekonomi China pukul pertumbuhan RI 0,6 persen
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kenapa Pilkada Serentak dianggap penting? Sejak terakhir dilaksanakan tahun 2020, kali ini Pilkada serentak diselenggarakan pada tahun 2024. Dengan begitu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui kapan Pilkada serentak dilaksanakan 2024.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).