Pemerintah bakal lebur 3 bank BUMN syariah
Tiga bank BUMN syariah antara lain Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah serta unit usaha syariah atau BTN.
Sistem keuangan syariah terus berkembang dan semakin diminati perekonomian dunia, bahkan negara-negara di Eropa. Indonesia belum sepenuhnya memanfaatkan sistem ekonomi ini untuk mendorong roda perekonomian nasional.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong konsolidasi (merger) perbankan syariah pelat merah. Namun, ternyata penggabungan perbankan syariah BUMN tak semudah membalikkan telapak tangan.
-
Mengapa BNI meningkatkan kredit ke BUMN? “BUMN akhirnya mulai menunjukkan pertumbuhan positif. Kami cukup senang dengan tren ini, karena BUMN masih menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang cukup dominan di Indonesia," katanya.
-
Dimana BNI fokus menyalurkan kredit untuk BUMN? Fokus penyaluran kredit BUMN BNI adalah kepada BUMN yang bergerak di sektor energi seperti PLN dan Pertamina serta sektor Pangan Bulog. Selain itu, BNI aktif mendukung proyek-proyek infrastruktur dari Jasa Marga dan jasa keuangan inklusi dari Pegadaian.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Apa yang dilakukan BNI untuk mendukung transformasi BUMN? BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
-
Kenapa BNI menggandeng startup? Tak hanya itu, BNI juga menggandeng startup agar bisnis terus bertumbuh.
-
Apa tujuan utama dari kerja sama BNI dan Bank Lampung? Kerja sama ditujukan untuk mendukung gerakan bangga buatan Indonesia (GBBI), dimana untuk seluruh transaksi dengan menggunakan KKI akan diproses melalui sistem pembayaran dalam negeri.
Kepala Bidang Komunikasi Publik, Teddy Poernomo menilai perkembangan ekonomi syariah di Indonesia sangat lambat. "Latar belakang pemerintah dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian BUMN melihat bahwa Indonesia dengan jumlah penduduk muslim mayoritas lebih dari 160 juta namun perkembangan ekonomi syariah lamban, terlihat dari bank syariah dengan penetrasinya dari sisi aset hanya sekitar 4 persen dibandingkan bank konvensional," ujarnya kepada wartawan, Jakarta, Rabu (19/2).
Dia menuturkan, dengan peleburan bank syariah bisa meningkatkan efisiensi industri syariah. Sebab saat ini pangsa pasar bank syariah hanya 5 persen meski sudah bertahun-tahun berdiri.
"Dengan kondisi tersebut maka untuk mempercepat pertumbuhan bank syariah selain menata kembali regulasinya untuk mendorong perbankan syariah," jelas dia.
Teddy mencontohkan, Bank Syariah Mandiri (BSM) hingga Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah sampai sekarang belum dapat dimerger. Hambatannya, menciutnya posisi manajemen puncak di tiap bank syariah.
"Proses saat ini telah dibentuk tim untuk mengkaji kelayakan rencana konsolidasi anak perusahaan bank syariah tersebut," ungkapnya.
Meski begitu pihaknya akan terus mencoba melakukan konsolidasi perbankan syariah di Indonesia. Alasannya, aksi korporasi ini dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi syariah sekaligus pertumbuhan bank non organik.
"Salah satu alternatifnya dengan menggabungkan 3 bank syariah yang merupakan anak perusahaan bank bumn yaitu Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah dan unit usaha syariah atau BTN," tutup dia.
Baca juga:
Bos BNI ngeri Ditjen Pajak akses data nasabah perbankan
Bos BNI pesimis merger dengan Bank Mandiri terealisasi
Menko Sofyan yakin bunga bank menyusul turunnya BI Rate
OJK: Ditjen Pajak ingin buka data nasabah bank, jangan langgar UU
Januari deflasi, BI rate diprediksi turun menjadi 7,5 persen
Dorong TKI transaksi nontunai, Nusron yakin devisa naik 300 persen
OJK yakin praktik bank jadi-jadian takkan tumbuh subur di Indonesia