Pemerintah Diminta Lindungi Marketplace yang Pasarkan Produk UMKM
Aplikasi marketplace atau pasar maya yang marak dengan menyediakan ruang penjualan dalam jaringan (daring) dinilai belum memberikan kontribusi besar bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Tanah air.
Aplikasi marketplace atau pasar maya yang marak dengan menyediakan ruang penjualan dalam jaringan (daring) dinilai belum memberikan kontribusi besar bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Tanah air.
Direktur Lembaga Pengkajian UMKM ASEAN, Prasetyo Sunarno mengatakan, 90 persen produk yang dipasarkan melalui marketplace yang bertumbuhan di dalam negeri dewasa ini merupakan barang-barang impor, sebaliknya aplikasi pemasaran daring tersebut belum banyak menampilkan produk UMKM .
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Siapa saja yang terlibat dalam UMKM? Usaha ini dijalankan oleh perorangan, keluarga, atau kelompok kecil yang memiliki modal terbatas dan dikelola secara mandiri.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Bagaimana UMKM dikategorikan? UMKM diklasifikasikan menjadi tiga kategori: usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah.
-
Kapan UGM diresmikan? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
"Pemerintah perlu melindungi marketplace yang digunakan untuk (memasarkan) produk UMKM," katanya di Jakarta.
Menurut dia, perlu adanya marketplace untuk sektor UMKM, selain itu harus ada kebijakan agar usaha kecil dan menengah terfasilitasi sehingga terjadi pemberdayaan melalui pasar dalam jaringan tersebut.
Prasetyo yang juga Ketua DPP LDII itu menyatakan, industri 4.0 ini menciptakan perubahan besar, di bidang ekonomi mengubah cara orang berproduksi, distribusi dan konsumsi.
Era disrupsi yang memindahkan aktivitas sosial, politik, dan ekonomi ke alam maya, memang berdampak serius, menurut dia, dengan umat manusia sebelumnya tak berpikir bahwa dunia bisa seperti ini.
"Terjadinya economic shifting mengakibatkan kegoncangan, bisnis yang mapan bisa jatuh lalu muncullah jenis-jenis usaha baru yang memanfaatkan internet," katanya.
Tanpa antisipasi atau pengetahuan yang cukup, masyarakat bisa kehilangan mata pencaharian. Namun di sisi lain, bila dimanfaatkan, era digital memberi kesetaraan bagi semua orang untuk mengakses kesejahteraan dan membuka usaha.
Oleh karena itu, lanjutnya, masyarakat harus disiapkan dalam menyambut revolusi industri 4.0 salah satunya dengan menghilangkan kesenjangan dalam penggunaan internet.
Untuk itu LDII mendorong warganya memanfaatkan internet dalam pendidikan dan ekonomi. "Beberapa warga LDII telah bergiat di bidang internet, baik di bidang pertanian, pendidikan, dan ekonomi," tutupnya.
Baca juga:
Per Agustus 2019, Bank Mandiri Klaim Rasio Kredit Macet UMKM Turun jadi 2 Persen
62 Pelaku Ekonomi Kreatif Dapat Modal Rp100 Juta dari Bekraf
Jepang Tawarkan Pemberdayaan UMKM Agar Siap Hadapi Digitalisasi
Per Agustus, Kemenkeu Salurkan Pembiayaan Ultra Mikro Rp2,7 Triliun
Dipasarkan Online, Penjualan Produk UMKM Bakal Terus Tumbuh
Go-Jek Gelar Seminar Ajak pelaku UMKM Melek Teknologi