Pemerintah: Pembatasan Pembelian Beras di Retail Modern Khusus Beras Bulog
pembatasan pembelian beras SPHP yang berasal dari Cadangan Beras Pemerintah ini, bagian dari strategi pemerintah untuk memperluas jangkauan.
Pemerintah tidak akan melakukan intervensi pasar.
Pemerintah: Pembatasan Pembelian Beras di Retail Modern Hanya Khusus Beras Bulog
Pembatasan Pembelian Beras di Retail Modern Khusus Beras Bulog
Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi buka suara terkait pembatasan pembelian beras di ritel modern maksimal 10 kilogram (kg) per hari per konsumen.
Arief mengatakan, skema pembatasan beras di Superindo maupun Alfamart tersebut dikhususkan pada beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang digelontorkan oleh Perum Bulog.
- Modal Resep dari Brosur, Ibu Rumah Tangga Ini Raup Ratusan Juta dari Bisnis Camilan
- Stok Melimpah, BULOG Pastikan Beras Operasi Pasar Tersedia di Semua Pasar
- FOTO: Beras SPHP Bulog Kemasan 5 Kg Mulai Banjiri Toko Ritel Modern, Segini Harganya
- Pengusaha Sebut Bisnis Ritel di Indonesia Sedang Tak Baik-Baik Saja, Ini Alasannya
Adapun, untuk pembatasan pembelian beras komersial diserahkan ke masing-masing ritel. Dengan kata lain, pemerintah tidak akan melakukan intervensi pasar.
"Kalau untuk beras komersial, itu tergantung dari kebijakan ritel masing-masing," kata Arief.
Arief menerangkan, pembatasan pembelian beras SPHP yang berasal dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) ini bagian dari strategi pemerintah untuk memperluas jangkauan penyaluran.
Hal ini sebagaimana arahan Presiden Jokowi untuk memudahkan jangkauan masyarakat.
"Perlu dipahami beras SPHP ini berasal dari CBP yang digelontorkan secara luas ke masyarakat demi stabilisasi pasokan dan harga. Ini juga merupakan arahan Bapak Presiden Joko Widodo yang memerintahkan agar beras pemerintah disalurkan secara masif," tutur Arief.
Arief menambahkan, pembatasan pembelian beras SPHP di ritel modern merupakan kebijakan yang mendorong masyarakat untuk dapat berbelanja bijak.
Terlebih dalam menghadapi kekeringan sebagai dampak fenomena El Nino.
merdeka.com
"Kenapa harus dibatasi? Ini karena beras SPHP harganya telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp 10.900 per Kg dan setiap rumah logikanya cukup dengan 2 pack. Apalagi kualitas beras SPHP Bulog ini berkualitas premium," ungkapnya.
Arief memastikan stok beras yang dikelola pemerintah dalam posisi aman untuk memenuhi kebutuhan nasional.
Selain itu, pemerintah terus berupaya memperkuat cadangan beras melalui sejumlah strategi.
"Hari ini stok beras Bulog aman dan secured stock di 1,8 juta ton, kemudian di November ini akan bertambah lagi. Pemerintah bersama Bulog akan selalu bekerja keras. Kita optimis kebutuhan konsumsi nasional terhadap beras tercukupi, sehingga semua pihak dari hulu sampai hilir harus hand in hand," ujar Arief.
Sebagaimana diketahui, penyaluran beras SPHP telah diperluas pada ritel modern dan masuk ke Ramayana, Indomaret, Alfamart, Hypermart, Lotte, dan Super Indo. Meskipun dijual melalui ritel modern, harga beras tetap konsisten pada harga maksimal Rp 10.900 per Kg.
Vice President Buying and Indirect Procurement Super Indo, Donny Ardianta Passa mengatakan adanya dukungan dari NFA dan Bulog, pihaknya dapat menyediakan beras SPHP Bulog bagi masyarakat.
Super Indo juga konsisten menerapkan harga sebagaimana yang telah ditetapkan pemerintah.
"Untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat, kami menyediakan beras SPHP Bulog di gerai Super Indo sesuai dengan penyaluran dari Bulog. Harganya mengikuti penetapan dari pemerintah, yaitu Rp 10.900 per Kg dan dibatasi pembeliannya 2 pack per konsumen,"
ungkap Donny.