Penumpang Lion Air ngamuk, Angkasa Pura tekor Rp 100 juta
Emosi penumpang Lion Air menyebabkan kejadian pengrusakan pada sejumlah fasilitas bandara.
Ribuan penumpang korban delay maskapai Lion Air sejak Rabu hingga Jumat lalu mengakibatkan kondisi Bandara Internasional Soekarno-Hatta berantakan. Hal tersebut sisa dari luapan emosional penumpang yang menunggu kepastian penerbangan sepanjang hari.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi mengungkapkan pihaknya menanggung kerugian kurang dari Rp 100 juta akibat beberapa fasilitas bandara menjadi sasaran amuk penumpang.
"Kerusakan nggak lebih dari Rp 100 juta, karena dua kaca yang pecah. Tergantung juga sih, kalau di dalam perjanjian antara kami dan Lion Air, kerugian ditanggung maskapai maka Lion Air wajib bayar," ujar Budi kepada wartawan di Jakarta, Minggu (22/2).
"Tapi sebaliknya, kami akan di-cover oleh asuransi," tambahnya.
Sikap anarkis para penumpang, lanjut Budi, lantaran pihak Lion Air tidak menempatkan petugasnya di Bandara guna memberikan penjelasan informasi terkait jadwal penerbangan mereka.
"Petugas Lion Air enggak ada satupun di konter check in terminal 1A, 1B dan 3 pada Rabu (18/2) sampai Jumat (20/2). Sehingga menyebabkan para penumpang nggak dapat kepastian sehingga terjadi eskalasi kekecewaan dan kemarahan penumpang," tuturnya.
Budi menjelaskan bentuk aksi anarkis para penumpang, selain memecahkan kaca di terminal 1 dan 3, juga perusakan komputer check in di terminal 1, penutupan pintu masuk check in konter ke arah meeting poin di terminal 3, pemblokiran curbside di terminal 1B.
"Ancaman lebih lanjut berupa pembakaran dan pemblokiran atau pendudukan landasan pacu dan apron mengingat kondisi beberapa penumpang yang sakit dan pingsan karena telah menunggu sejak lama tanpa pelayanan yang memadai dari Lion Air," tuturnya.
Aksi pemblokiran yang dilakukan para penumpang, tambah Budi, berdampak terhadap lalu lintas penerbangan maskapai lainnya.
"Penumpang yang sudah emosi juga memblokir jalur operasional pelayanan penumpang (area security check point 2 dan boarding gate) serta tertutupnua akses di terminal 3," ucapnya.
"Sriwijaya Air yang di terminal 1B dan AirAsia yang di terminal 3. Akibatnya penerbangan itu dipindahkan ke terminal 2," tandas Budi.