Penutupan tahun 2017, ekonomi Bali lesu terdampak erupsi Gunung Agung
Perekonomian di Pulau Dewata mengalami kelesuan akibat dampak dari bencana erupsi Gunung Agung. Akibatnya, sejumlah nasabah yang melepas propertinya dengan harga relatif murah karena kondisi lesu saat ini. Mereka juga ada kekhawatiran akan tambah merosot perekonomian.
Wakil Ketua Umum Bidang Perbankan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Bali Made Arya Amitaba mengatakan perekonomian di Pulau Dewata mengalami kelesuan akibat dampak dari bencana erupsi Gunung Agung.
"Lesunya ekonomi serta dampak erupsi Gunung Agung membuat ekonomi masyarakat juga turun. Terlebih sektor properti yang saat ini harganya turun tajam," kata Arya Amitaba di Batubulan, Kabupaten Gianyar, Bali seperti dikutip Antara, Minggu (31/12).
-
Kenapa Gunung Agung di Bali dikeramatkan? Gunung Agung merupakan gunung yang dikeramatkan warga Bali, karena ada banyak pantangan yang harus dipatuhi ketika akan mendaki.
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Kapan Gunung Tangkuban Perahu dikabarkan erupsi? Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengandung narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada tanggal 11 Juni 2024 lalu.
-
Dimana letak Gunung Agung, gunung tertinggi di Bali? Gunung Agung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini memiliki ketinggian 3.031 mdpl.
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Apa yang terjadi di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
Menurutnya, penurunan ekonomi tersebut sudah dirasa dalam enam bulan terakhir, di mana banyak pengusaha yang bergerak di bidang pengembang properti seret pembayaran kredit bank.
Selain itu, gejolak ekonomi dunia juga membawa dampak sangat besar. Dan lebih diperparah lagi dengan adanya bencana di berbagai daerah, termasuk di Bali.
"Sehingga pergerakan dalam pengembang properti khususnya, mengalami penurunan. Di samping juga daya beli warga masyarakat terhadap properti drastis turun," imbuhnya.
Arya Amitaba mengakui ada sejumlah nasabah yang melepas propertinya dengan harga relatif murah karena kondisi lesu saat ini. Mereka juga ada kekhawatiran akan tambah merosot perekonomian.
Dia menilai, memasuki tahun 2018 adalah saat yang tepat membeli rumah dan berinvestasi properti di Bali karena harganya yang terjangkau.
"Ada harga rumah bisa turun sampai 50 persen dibandingkan ketika lagi majunya sektor pengembangan properti. Kami juga ada rumah yang siap dijual dengan harga terjangkau oleh pasar," ujarnya.
Arya Amitaba tidak menampik kalau banyak pemilik atau pebisnis properti yang selama ini menggandeng bank (BPR) untuk pengembangan usahanya. Namun ketika kondisi lesu seperti sekarang mereka terpaksa harus melepas propertinya dengan harga rendah agar bisa melaksanakan kewajibannya di bank.
"Ya itu salah satu langkah agar bisa melunasi kewajibannya. Dan mereka pun tidak mau kehilangan nama baik, di mana mereka mendapatkan kredit bank," pungkasnya.
Baca juga:
Nekat mendaki hingga ke Puncak Gunung Agung, turis asal Rusia diamankan
Status awas Gunung Agung sudah dicabut, Pura Besakih kembali dibuka besok
Dampak erupsi Gunung Agung, ribuan karyawan hotel di Karangasem dirumahkan
Menteri Budi klaim tingkat kunjungan wisatawan ke Bali berangsur membaik
Banyak kera mati diduga keracunan gas belerang Gunung Agung