Per 1 September, Pertamina siap pasok B20 untuk PLN
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara PLN, Djoko Rahardjo Abu Manan, menyatakan pihaknya siap menyerap 2,2 juta kiloliter (KL) dari Pertamina untuk kebutuhan PLTDnya. Djoko mengatakan, selama ini PLN sendiri mendapatkan pasokan bahan bakar minyak dari tiga supplier.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan siap menjual bahan bakar minyak (BBM) B20 kepada PLN pada 1 September mendatang. B20 akan digunakan Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD).
"Kami siap menjual dan PLN siap membeli," katanya usai melangsungkan rapat koordinasi terkait biodiesel di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (23/8).
-
Apa itu biodiesel? Biodiesel adalah bahan luar biasa yang memiliki kualitas luar biasa karena dibuat dari minyak nabati dan hewani bekas. Minyak ini dibuat dengan mengolah minyak dengan alkohol untuk menghasilkan bahan bakar yang mampu membakar dan menggerakkan segala sesuatu mulai dari bus penumpang hingga unit pemanas, mengubah sisa minyak menjadi cara baru yang ampuh untuk berkeliling kota.
-
Siapa yang mendorong Pertamina untuk mengembangkan biofuel generasi kedua? Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari mengatakan bahwa pemerintah mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Pertamina untuk mengembangkan biofuel generasi kedua dan ketiga.
-
Kapan Pertamina mulai mengembangkan biofuel generasi kedua? “Contoh bagus di sini adalah sesuatu yang telah dikembangkan oleh Pertamina sejak tahun 2021. Pertamina telah mengembangkan biofuel generasi kedua yang berasal dari ranting buah kosong.
-
Bagaimana Pertamina akan mengembangkan bioenergi? “Nanti energi kita akan berbasis bioenergi, karena Indonesia ada banyak sumber daya. Di India saya bertemu dengan technology liaison untuk bioethanol dan limbahnya bisa diproses di perusahaan India, ini salah satu follow up yang akan kita kerja samakan,” ujar Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina.
-
Apa yang akan dikembangkan Pertamina dari bahan bakar berbasis bioenergi? Pertamina akan memanfaatkan bahan bakar nabati seperti tebu, jagung, singkong dan sorgum untuk mengembangkan bioenergi.
-
Apa yang Pertamina lakukan untuk menjadi pemain utama penyimpanan karbon di Indonesia? Kesiapan Pertamina dibuktikan melalui program Carbon Capture Utilisation Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilisation Storage (CCUS).
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara PLN, Djoko Rahardjo Abu Manan, menyatakan pihaknya siap menyerap 2,2 juta kiloliter (KL) dari Pertamina untuk kebutuhan PLTDnya.
Djoko mengatakan, selama ini PLN sendiri mendapatkan pasokan bahan bakar minyak dari tiga supplier. Yakni PT Pertamina (Persero), AKR Corporindo, dan PT Kutilang Paksi Mas (KPM). Namun demikian, dalam penerapannya baru Pertamina yang mampu menyediakan B20.
Maka dari itu, dirinya berharap dengan adanya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 Tahun 2018, perubahan dari Perpres Nomor 61 Tahun 2015 tentang penghimpunan dan penggunaan dana perkebunan kelapa sawit, seluruh perusahaan produsen pemasok kebutuhan unsur minyak sawit dapat menerapkan kebijakan tersebut.
"Ini udah ada Perpres 66 Tahun 2018 kan, semua harus jual. Jadi kita tunggu," katanya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, penerapan B20 dapat berdampak pada penghematan devisa negara sekitar USD 5,5 miliar per tahun. Dengan asumsi Indonesia menggunakan B20 secara penuh pada PSO dan Non PSO.
"Dengan melaksanakan B20 untuk PSO dan non PSO paling tidak ada dua dampak positifnya. Satu penghematan devisa. Kalau sudah full B20 nya mudah-mudahan dalam waktu enggak lama beberapa bulan kita bisa mencapainya, itu setahun bisa menghemat USD 5,5 miliar," ujar Menko Darmin di Kantornya.
Baca juga:
Menko Darmin rapat koordinasi bahas volume kebutuhan B20 nasional
RI bakal beli pesawat boeing dan airbus berbahan bakar bioavtur dari AS
Pesawat tempur TNI butuh waktu uji coba 2 bulan terapkan B20
BPDP Sawit siapkan insentif untuk implementasi B20
Perpres bakal ditandatangani Jokowi, solar wajib dicampur 20 persen minyak sawit
Pencampuran 20 persen CPO ke solar mampu hemat devisa hingga USD 4 miliar
Sanksi menanti jika tak campur Solar dengan 20 persen minyak sawit mulai 1 September