Pertamina Luncurkan Sustainability Academy dan Sustainability Center Pertama di Asia
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Peluncuran dilakukan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati bersama Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari.
Pertamina Luncurkan Sustainability Academy dan Center Pertama di Asia
Pertamina secara resmi meluncurkan Sustainability Academy dan Sustainability Center pertama di Asia untuk skala perusahaan migas dalam gelaran Indonesia Sustainability Forum (ISF) di Park Hyatt Hotel, Jakarta Kamis, (7/9).
Peluncuran dilakukan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati bersama Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan peluncuran Sustainability Academy dan Sustainability Center merupakan komitmen Pertamina dalam upaya menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) secara berkelanjutan dalam menyongsong era transisi energi di Indonesia.
-
Bagaimana Pertamina wujudkan Sekolah Energi Berdikari? 'Sekaligus melakukan instalasi EBT dan pendampingan pemanfaatannya. Melalui program ini, kami harapkan di tahun depan dapat tercapai sekolah Adiwiyata Mandiri,' ujar Zibali.
-
Apa program Pertamina untuk generasi muda peduli lingkungan? Pertamina mengajak generasi muda untuk dapat memitigasi perubahan iklim sejak dini melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Sekolah Energi Berdikari, hal ini selaras untuk mendukung pemerintah dalam upaya menangani perubahan iklim.
-
Mengapa Pertamina fokus pada kelestarian lingkungan? Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan rencana strategis baru. Pertamina mencoba mengadopsi transisi energi secara bertahap. Di satu sisi, Pertamina menjaga ketahanan energi melalui penguatan bisnis minyak dan gas. Di sisi lain, juga meningkatkan pengembangan bisnis rendah karbon untuk memenuhi target net zero emission pada 2060.
-
Mengapa Pertamina memulai program Sekolah Energi Berdikari? 'Ini langkah Pertamina dalam mengimplementasikan ESG (Environmental, Social, and Governance) dan Sustainable Development Goals (SDGs), sekaligus menanamkan kepedulian lingkungan pada generasi muda agar turut aktif berperan untuk mengurangi emisi karbon,' ujar Fadjar.
-
Mengapa Pertamina membuat program Sekolah Energi Berdikari? Program ini dalam rangka untuk mendukung pemerintah didalam melakukan proses transisi energi dari sektor pendidikan dan generasi muda' ujar Fadjar.
-
Bagaimana Pertamina membangun energi berkelanjutan? Salah satu program TJSL juga berdampak pada dekarbonisasi dan telah menghasilkan reduksi emisi karbon hingga 715 ribu ton CO2e per tahun.
“Baru saja kita melaunching Pertamina Sustainability Academy, karena salah satu tantangan terbesar kita adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk masyarakat untuk lebih memahami bagaimana program-program sustainability, karena tanpa keterlibatan semua pihak, target NZE 2060 akan sulit dicapai,” ujar Nicke.
NIcke menambahkan, Pertamina telah mengambil inisiatif dengan melakukan transformasi bisnis dan tranformasi organisasi dan kini saatnya Pertamina memberikan kontribusi yang lebih dalam menyiapkan talenta-talenta untuk melakukan transisi energi dalam rangka mencapai NZE 2060.
“Harapannya, Pertamina Sustainability Academy bisa memberikan awareness bahwa dalam mewujudkan sustainable energy ini, kita semua harus memiliki pemahaman yang sama,” imbuh Nicke.
Menurut Nicke, dalam mewujudkan NZE harus dimulai dari diri sendiri. Setiap individu di masyarakat harus terlibat. Melalui Pertamina Sustainability Academy, Pertamina memulainya dari internal terlebih dahulu dengan memberikan pekerja Pertamina pemahaman komprehensif terkait sustainability.
“Kita juga mulai buka kerja sama dengan universitas dari luar negeri termasuk perusahaan atau mitra-mitra yang bekerja sama dengan Pertamina. Kita buka untuk sama-sama menimba ilmu di Pertamina Sustainability Academy,” tutur Nicke.
Secara bertahap, sambung Nicke, pemerintah, kementerian, institusi pendidikan dan semua elemen masyarakat bisa sama-sama menimba ilmu, karena ini adalah pekerjaan rumah kita bersama untuk mewujudkan NZE di tahun 2060.
Dalam mewujudkan NZE 2060, imbuh Nicke, strategi Pertamina yang paling utama adalah bagaimana kita membangun atau memiliki sustainable energy.
Sustainable artinya adalah semua material dan bahan bakunya dimiliki Indonesia, suplainya harus ada dan kemudian kita memiliki kemampuan untuk mengolahnya menjadi energi yang lebih baik.
“Dalam beberapa tahun terakhir Pertamina sangat mendorong program biodiesel berbasis kelapa sawit. Indonesia salah satu negara penghasil kelapa sawit yang besar. Jadi kami meyakini bahwa biodiesel adalah satu salah satu sustainable energy yang memang sangat cocok untuk Indonesia,” tandas Nicke.
Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari mengatakan bahwa pemerintah mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Pertamina untuk mengembangkan biofuel generasi kedua dan ketiga. “Contoh bagus di sini adalah sesuatu yang telah dikembangkan oleh Pertamina sejak tahun 2021.
Pertamina telah mengembangkan biofuel generasi kedua yang berasal dari ranting buah kosong.
"Penelitian ini dilakukan oleh Pertamina Subholding Refining and Petrochem PT Kilang Pertamina International dan telah berhasil, diharapkan dalam 2-3 tahun dapat dipasarkan,” ujar Rabin.
Pertamina, imbuh Rabin, juga telah mencari biofuel generasi ketiga yang lebih maju dengan menggunakan LNG. Ini adalah hal yang lebih maju dan akan memakan waktu lebih lama dan masih dalam pertimbangan, membutuhkan lebih banyak penelitian yang harus dilakukan.Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.