Pertamina Belum Selesaikan Negosiasi Harga Lahan untuk Kilang Cilacap
Menurutnya, untuk mencari kecocokan harga, Pertamina menyerahkan urusan tersebut ke Mahkamah Agung (MA), jika lembaga hukum tersebut sudah mengeluarkan keputusan maka Pertamina akan membayarnya.
PT Pertamina (Persero) masih menyelesaikan pengadaan lahan untuk proyek pengembangan Kilang Cilacap yang masuk dalam program Refinery Development Master Plan (RDMP).
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang mengatakan, Pertamina sudah menyelesaikan pembebasan lahan untuk pembangunan Kilang Cilacap, namun masih ada sebagian dalam negosiasi harga dengan pemiliknya yang merupakan salah satu perusahaan semen.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Mengapa Pertamina melakukan peninjauan ke kilang dan SPBU? Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan Pertamina mulai dari unit produksi hingga distribusinya siap untuk merespon kebutuhan mudik Nataru.
-
Apa yang dilakukan Pertamina di Lapangan Sukowati? Setelah sebelumnya sukses melakukan injeksi perdana CO2 di Lapangan Jatibarang, PT Pertamina (Persero) kembali mengimplementasikan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di lapangan lainnya yaitu di Lapangan Pertamina EP Sukowati Bojonegoro, Jawa Timur.
-
Kapan Perang Kamang terjadi? Perang Belasting yang berlangsung di Kamang ini kemudian disebut juga dengan peristiwa Perang Kamang yang terjadi sekira tahun 1908.
-
Mengapa Pertamina melakukan kegiatan ini? Pertamina sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi, tidak hanya terus berupaya menyediakan energi di seluruh wilayah negeri. Akan tetapi, juga memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam rangka mendukung capaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk menuju kemandirian masyarakat.
-
Kapan Pertamina merayakan HUT ke-66? HUT Ke-66: Pertamina Lakukan Tiga Strategi Rencana Jangka Panjang PT Pertamina (Persero) menggelar kegiatan puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-66, di Grha Pertamina, Jakarta (11/12/2023).
"Saat ini kami sudah menyelesaikan pengadaan lahan," kata Tallulembang, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (6/11).
Menurutnya, untuk mencari kecocokan harga, Pertamina menyerahkan urusan tersebut ke Mahkamah Agung (MA), jika lembaga hukum tersebut sudah mengeluarkan keputusan maka Pertamina akan membayarnya.
"(Masalah itu) terkait dengan harga. Dan berapa putusannya kami bayar," ujarnya.
Dia pun yakin masalah tersebut dapat diselesaikan. Pasalnya, proyek RDMP Kilang Cilacap merupakan prioritas yang menyangkut ketahanan energi nasional. Meski masih ada sengketa harga, Pertamina sudah melakukan pembangunan di lahan yang sudah dibebaskan.
Selain masih negosiasi harga sebagian lahan, Pertamina juga belum mencapai sepakat dengan mitranya Saudi Aramco terkait penetapan nilai aset.
Untuk mencari jalan tengah, kedua belah pihak melibatkan konsultan independen International Financial Advisory Group (IFA). Hasil penilaian aset IFA akan diterbitkan pada bulan ini.
"Jadi hasil IFA keluar bulan ini. Kalau dulu ada perbedaan aset valuasi," tandasnya.
Kerja Sama Pertamina-Aramco Terganjal
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif ingin kerjasama proyek Kilang Cilacap antara PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco harus dipercepat, saat ini kedua belah pihak masih menghitung nilai aset. Dia mengatakan, pembentukan anak usaha untuk menggarap kilang Cilacap harus dipercepat pada tahun ini, agar pembangunan fisiknya bisa segera dimulai.
"Saudi Aramco harus secepatnya harus kita percepat harus signifikan tahun ini," kata Menteri Arifin, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (1/11).
Menurut Menteri Arifin, Pertamina dan Saudi Aramco sudah sepakat menunjuk valuator, untuk mengetahui nilai aset hingga dapat menentukan skema kerjasama. Namun, dia enggan menjelaskan lebih detail.
"Tapi sudah ada kesepakatan untuk bisa masing-masing pakai valuator. Tapi nanti detail ke Pertamina saja," ujarnya.
Sebagai informasi, perkembangan kerjasama PT Pertamina (Persero) dengan Saudi Aramco dalam membangun Kilang Cilacap memasuki babak melibatkan reputable Financial Advisor, dalam rangka finalisasi valuasi dan skema kerjasama. Hal ini untuk menjamin kerjasama pengembangan Kilang Cilacap, akan menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Rencana awal perjanjian pembentukan perusahaan patungan antara Pertamina dengan Saudi Aramco akan berakhir di akhir Juni 2019. Namun dengan kesepakatan ini, diperpanjang sampai akhir September 2019.
Untuk mendukung hal tersebut, Pemerintah akan membentuk Tim gabungan dari Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, dan Pertamina. Dalam melaksanakan tugasnya, tim tersebut akan didampingi oleh BPKP dan Jamdatun untuk memastikan seluruh proses yang dijalankan sesuai dengan aspek GCG dan peraturan perundangan yang berlaku.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)