Pertamina ingin bangun SPBU mini semi permanen
Investasinya untuk membangun 1 unit SPBU Transportable diperkirakan sekitar Rp 500 juta.
Salah satu keluhan dari masyarakat di pelosok dan daerah terpencil adalah minimnya kehadiran Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Tengok saja di daerah pesisir pantai atau di daerah yang jauh dari pusat kota. Kalaupun ada, jarak yang harus ditempuh masyarakat ke SPBU cukup jauh.
Juru bicara PT Pertamina Ali Mundakir menggulirkan ide untuk menghadirkan semacam SPBU mini yang semi permanen atau SPBU Transportable. Sehingga, SPBU ini bisa berpindah. SPBU ini bentuknya menyerupai kontainer dengan ukuran hanya 2x6 meter.
-
Bagaimana Pertamina dan Kemendag melakukan penyegelan SPBU? Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan didampingi Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo melakukan penyegelan dispenser SPBU 34.41345 Jalan Tol Jakarta – Cikampek (Japek) Rest Area KM 42, Wanasari, Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat.
-
Mengapa Pertamina melakukan peninjauan ke kilang dan SPBU? Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan Pertamina mulai dari unit produksi hingga distribusinya siap untuk merespon kebutuhan mudik Nataru.
-
Kenapa Pertamina Patra Niaga menambah stok di SPBU dan agen LPG? Di seluruh lembaga penyalur baik SPBU dan Agen LPG, stok juga ditambah 2-3 hari dari normal untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi masyarakat.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Kapan Pertamina memulai program SEB? Sekolah Energi Berdikari (SEB) yang diinisiasi Pertamina sejak Juni 2023 telah berhasil memberikan edukasi kepada 4.685 siswa untuk mengenal energi bersih.
-
Kenapa Pertamina memprioritaskan program SEB? Ini langkah Pertamina dalam mengimplementasikan ESG (Environmental, Social, and Governance) dan Sustainable Development Goals (SDGs), sekaligus menanamkan kepedulian lingkungan pada generasi muda agar turut aktif berperan untuk mengurangi emisi karbon,” ujar Fadjar.
Menurutnya, SPBU semacam ini sangat dibutuhkan di kawasan Indonesia bagian Timur. "Jadi bisa bergerak atau semi permanen. SPBUT untuk daerah Indonesia Timur, tempat pelelangan ikan ada pangkalan nelayan," jelas Ali di gedung pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (28/6).
Pihaknya mendorong pengusaha daerah untuk berinvestasi membangun SPBU-SPBU mini. Dari hasil perhitungannya, investasinya untuk membangun 1 unit SPBU Transportable sekitar Rp 500 juta.
Pertamina juga mempersilahkan bagi masyarakat menengah ke bawah untuk berpartipasi membangun SPBUT tersebut.
"Kapasitasnya 4.000 liter. Isinya terserah dikondisikan dengan kebutuhan daerah," lanjut Ali.