Harga minyak dunia anjlok, premium tak lagi disubsidi
Di tengah anjloknya minyak dunia, pemerintah tak bisa menurunkan harga BBM subsidi akibat melemahnya rupiah.
Direktur Pertamina Ahmad Bambang menyatakan bahwa dengan rata-rata nilai tukar rupiah Rp 12.500 per dolar USD, membuat Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis premium tidak lagi bersubsidi. Terlebih, harga minyak dunia yang anjlok di kisaran USD 59 per barel, membuat harga keekonomiannya turun.
"Kalau dengan kurs sama. Kurs lagi naik. Kalau kursnya Rp 12.500, impas. Jadinya Rp 8.500/liter. Kita liatlah," kata Bambang di Jakarta, Rabu (17/12).
Di sisi lain, soal desakan perubahan jenis minyak RON 88 menjadi RON 92, Bambang mengaku tergantung pemerintah. Sebab, pihaknya hanya sebagai pelaku.
"Policy (peraturan) di pemerintah. Kalau tetapkan itu, ya kita ikuti," jelasnya.
Sejauh ini, Pertamina memiliki beberapa opsi terkait kebijakan harga untuk tahun depan. Namun, lagi-lagi perusahaan minyak pelat merah itu menyerahkan kepada pemerintah.