Pesta usai, saatnya Jokowi benahi 'rumah'
Kemiskinan dan ancaman terjebak dalam negara berpendapatan menengah menjadi PR Jokowi untuk segera diselesaikan.
Presiden Joko Widodo mengawali hari pertamanya sebagai pemimpin negeri dengan modal dukungan baik. Kemarin, ribuan masyarakat tumpah ruah di jalan protokol dan pusat ibu kota. Tenggelam dalam euforia pesta menyambut pelantikan pemimpin pilihan rakyat.
Pesta usai. Pengangguran yang kemarin larut dalam kemeriahan konser musik sambil menikmati panganan gratis, kini kembali cemas menghadapi masa depannya. Orang miskin yang kemarin bisa lari sejenak dari masalah kemiskinannya harus kembali khawatir derajat kemiskinannya bertambah karena cepat atau lambat pemerintah baru bakal menaikkan harga BBM subsidi.
Pesta usai. Tersisa hanya pekerjaan rumah menumpuk menunggu Jokowi-JK. Salah satunya adalah tingkat kesejahteraan yang tak merata, meski kinerja ekonomi Indonesia relatif bagus dalam dua setengah dekade terakhir.
"Ekonomi Indonesia tumbuh dalam ketidakmerataan," kata Joseph Stiglitz, peraih nobel ekonomi 2011, awal Oktober lalu di Bali.
Ketimpangan sosial Indonesia tahun lalu, diukur lewat rasio gini, sebesar 0,41 persen, meningkat dari sebelumnya 0,30 persen pada 2000. Meskipun, kemiskinan menurun dari 23,4 persen pada 1999 menjadi 11,4 persen pada Maret 2014.
Sebab, 20 persen penduduk terkaya di Tanah Air mengalami peningkatan pendapatan ril ketimbang penduduk dibawahnya.
Di sisi lain, Bank Pembangunan Asia dan Bank Dunia pada 2002 lalu, menggolongkan Indonesia dianggap sebagai negara berisiko terperangkap dalam kategori negara pendapatan menengah atau middle income trap. Ini lantaran Indonesia mengalami gejala perlambatan pertumbuhan yang disebabkan oleh penurunan produktivitas.
Data Kementerian Keuangan menunjukkan, tingkat pertumbuhan Indonesia rata-rata tahunan sebelum krisis finansial Asia mencapai di atas 7 persen. Setelah itu, melambat hingga menyentuh di bawah 6 persen.
Perlambatan Ini berkolerasi dengan anjloknya pertumbuhan manufaktur. Selama tiga dekade terakhir sebelum krisis, manufaktur mampu tumbuh rata-rata di atas 10 persen. Setelah itu, hanya tumbuh di bawah 6 persen.
Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, hanya sedikit negara yang berhasil lolos dari middle income trap. Dengan upaya keras, Indonesia bisa naik kelas menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2035.
"Thailand dan Malaysia yang sebenarnya lebih mudah keluar dari trap itupun masih kesulitan, apalagi Indonesia yang masalahnya jauh lebih kompleks.Yang sekarang kita mulai bicara apa action real yang akan dilakukan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang, agar Indonesia bisa lepas dari middle trap income."
Kalau situasinya seperti ini, tidak ada alasan untuk Jokowi-JK bersantai barang sehari pun menikmati singgasana pemimpin negeri yang baru saja diperoleh. Seharusnya mereka sudah bergerak cepat menjalankan kebijakan yang telah dimatangkan oleh tim transisi sejak lama.
Dan, itu sejatinya bisa dimulai dengan mengumumkan anggota kabinet sesaat setelah dilantik. Seperti kata Dahlan Iskan, pemerintah baru tanpa bulan madu.