PLN butuh payung hukum bangun jalur transmisi 42.000 km
Perpres transmisi ditargetkan bakal selesai tahun ini.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk segera menyiapkan transmisi megaproyek listrik 35.000 megawatt. Arahan tersebut merujuk pada sudah ditandatanganinya kesepakatan IPP sebesar 17.000 megawatt dan 11 perusahaan yang siap memasok baja transmisi.
"Karena (17.000 MW) sudah ditandatangani itu segera bisa dibikin, karena sebagian besar IPP juga. Jadi saya pikir ini. Cuma sekarang, tadi diarahkan (Wapres JK) tadi juga supaya secepat mungkin transmision line itu jadi," kata Ketua Tim Ahli Wapres, Sofjan Wanandi di kantor wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (22/12).
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Bagaimana PLN dan ACWA Power akan membangun proyek ini? Kesepakatan ketiga perusahaan ini akan berlangsung pada business matching di flagship event KTT ASEAN ke-43 yaitu ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang berlangsung pada 5 - 6 September 2023. Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Mengapa PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia berkolaborasi membangun proyek ini? Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Apa yang akan dihasilkan dari proyek kolaborasi PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia? Proyek ini akan menghasilkan hidrogen yang berfungsi sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
Lebih lanjut Sofjan mengatakan, pembangunan jalur transmisi sepanjang 42.000 kilometer diperlukan payung hukum dari pemerintah berupa Peraturan Presiden (Perpres). Perpres pun, kata dia, bakal selesai tahun ini.
"Dalam dua minggu ini. Sehingga semua SK Menteri untuk membuat daripada untuk transmisi semua bisa sudah dilaksanakan. SK Menterinya juga sudah disiapkan tadi sehingga segera bisa dibangun," kata Sofjan.
Apabila payung hukum siap, maka pembangunan jalur transmisi bisa dimulai tahun depan dengan target penyelesaian secara bertahap hingga empat tahun kedepan.
"Saya pikir efektif berjalannya, kita masih butuh bertahap lah, 2 sampai 3 tahun. Kalau yang besar-besar, 1.000 mw itu kira-kira kita butuhkan 3 sampai 4 tahun. Baru (listrik) bisa (di)rasakan, bisa dipakai. Kalau yang kecil-kecil bisa cepat," jelas Sofjan.
Sementara itu dari sisi pendanaan, lanjut dia, beberapa sumber pendanaan antara lain dari pinjaman Bank Dunia dan hasil revaluasi aset PLN.
Baca juga:
Pemerintah terima komitmen investasi transmisi listrik Rp 50 miliar
2017, Bos PLN sebut penerima subsidi listrik murni rakyat miskin
Menteri Sudirman minta PLN bentuk anak usaha khusus EBT
PLN loloskan 11 perusahaan pemasok baja proyek 35.000 MW
PLN: Dari 22 juta pelanggan 900 VA, hanya 4 juta layak dapat subsidi