Presiden Prabowo Turun Tangan, Minta Harga Tiket Pesawat Harus Turun Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2025
Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Dwi Marhen Yono.
Presiden Prabowo Subianto meminta harga tiket pesawat rute domestik bisa turun sebelum periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025.
Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Dwi Marhen Yono.
- Kabar Gembira, Harga Tiket Pesawat Turun Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2025
- Pemerintah Tak Bisa Jamin Harga Tiket Pesawat Bisa Turun Jelang Tahun Baru 2025
- Menhub Budi Beberkan 4 Cara Turunkan Harga Tiket Pesawat Dalam Negeri, Mayoritas soal Pajak dan Avtur
- Gubernur Keluhkan Mahalnya Harga Tiket Pesawat: Pariwisata Sumbar Kembali Tiarap Seperti saat Covid-19
"Tapi targetnya harus turun, arahan pak presiden harus turun," kata Mahen kepada awak media di Senayan JCC, Sabtu (16/11).
Dia menyampaikan, kenaikan harga tiket pesawat sendiri dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Pertama, jumlah pesawat yang beroperasi di Indonesia ini hanya sekitar 300 unit dari sebelum pandemi Covid-19 mencapai 700 unit.
Di sisi lain, jumlah penumpang pesawat telah kembali ke level normal sebelum pandemi Covid-19 mencapai 120 juta orang. Akibatnya, harga tiket pesawat mengalami kenaikan signifikan karena permintaan yang tinggi tidak diimbangi dengan ketersediaan pesawat.
"Sehingga hukum pasar ini berlaku ya," tegas dia.
Selanjutnya, kenaikan harga tiket dipengaruhi oleh naiknya biaya onderdil pesawat. Hal ini disebabkan terganggunya rantai pasok hingga penutupan produksi onderdil bagi pesawat.
Faktor Utang Maskapai
Dia menambahkan, kenaikan harga tiket juga dipengaruhi oleh faktor utang maskapai yang menumpuk selama pandemi Covid-19. Alhasil, mau tidak mau pihak maskapai harus menaikkan harga tiket untuk meraup keuntungan.
"saya buka di sini ketika TBA (tiket batas atas) Rp2 juta pak, tarif batas bawahnya Rp1 juta, lalu Garuda pasti ngambil Rp2 juta, akhirnya pak Lion group mengambil Rp1,8 juta, tidak ke Rp1,2 juta. Saya tanya kenapa kok ndak Rp1,2 juta? kemarin utang kita pandemi masih banyak pak, kita jual Rp1,8 aja laris pak, karena enggak ada pilihan lagi," tandasnya.
Sebelumnya, viral seorang pemudik yang mengaku harus memakai paspor agar bisa pulang kampung dengan harga tiket pesawat lebih murah.
"Kasian ya kita warga-warga ujung negeri, kita tuh pulang kampung harus pakai paspor guys," ungkapnya di awal video yang diunggah akun TikTok @dekjaww pada Minggu, 31 Maret 2024.
Ia menyebut, meski masih pulang kampung di Indonesia, ia harus memakai paspor karena rute perjalanannya memang melewati negara lain. Pria berambut gondrong itu membeli tiket ke Malaysia terlebih dulu, karena harganya lebih murah.
"Jadi dari Jakarta kita transit ke Kuala Lumpur, dari Kuala Lumpur kita baru pulang kampung ke Aceh guys," bebernya.
Ia mengaku bisa menghemat lebih dari Rp1 juta dengan rute tersebut. Sementara saat membeli tiket langsung dari Jakarta ke Aceh, harganya terbilang sangat mahal, yakni sekitar Rp2,2 juta.