Rasio kredit bermasalah BNI di 2017 turun menjadi 2,3 persen
Perseroan menyalurkan total kredit Rp 441,31 triliun sepanjang 2017. Di mana, sebesar 78,3 persen atau Rp 345,50 triliun disalurkan ke segmen business banking. Sedangkan, sisanya sebesar Rp 71,4 triliun atau 16,2 persen dari total kredit disalurkan ke segmen konsumer.
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI), Achmad Baiquni, mengatakan rasio pinjaman bermasalah atau non performing loan (NPL) mengalami penurunan dari 3,0 persen di 2016 menjadi 2,3 persen di 2017. Perseroan menyalurkan total kredit Rp 441,31 triliun sepanjang 2017.
Di mana, sebesar 78,3 persen atau Rp 345,50 triliun disalurkan ke segmen business banking. Sedangkan, sisanya sebesar Rp 71,4 triliun atau 16,2 persen dari total kredit disalurkan ke segmen konsumer.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Mengapa BNI meningkatkan kredit ke BUMN? “BUMN akhirnya mulai menunjukkan pertumbuhan positif. Kami cukup senang dengan tren ini, karena BUMN masih menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang cukup dominan di Indonesia," katanya.
-
Kenapa BNI menggandeng startup? Tak hanya itu, BNI juga menggandeng startup agar bisnis terus bertumbuh.
-
Dimana BNI fokus menyalurkan kredit untuk BUMN? Fokus penyaluran kredit BUMN BNI adalah kepada BUMN yang bergerak di sektor energi seperti PLN dan Pertamina serta sektor Pangan Bulog. Selain itu, BNI aktif mendukung proyek-proyek infrastruktur dari Jasa Marga dan jasa keuangan inklusi dari Pegadaian.
-
Apa yang dilakukan BNI untuk mendukung transformasi BUMN? BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
-
Mengapa BNI meluncurkan hibank? Silvano menyebutkan, potensi UMKM di Indonesia sangat besar. “UMKM ini bersifat informal, akses pembiayaan masih sangat terbatas, perbankan perlu hadir, itulah sebabnya kita perlu tahu bahwa digital adalah kuncinya. Dan oleh sebab itulah kami memiliki hibank,” ujar Silvano dalam acara ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 dengan tema Inclusive Digital Transformation, di Jakarta, Rabu (6/9).
"Selebihnya, Rp 24,37 triliun atau 5,5 persen dari total kredit disalurkan melalui perusahaan-perusahaan anak," kata Baiquni di Kantornya, Jakarta, Rabu (17/1).
Sementara itu, untuk kredit segmen bisnis, sebesar Rp 134,40 triliun disalurkan kepada debitur korporasi non Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Angka ini tumbuh 14,9 persen dibandingkan 2016. Adapun sebesar Rp 84,37 triliun disalurkan pada debitur BUMN.
"Selebihnya, kredit pada segmen bisnis banking juga disalurkan kepada debitur menengah dan kecil masing-masing Rp 70,26 triliun dan Rp 56,48 triliun atau tumbuh 14,6 persen dan 11,4 persen dibandingkan 2016," ujarnya.
Sementara itu, pertumbuhan kredit pada segmen konsumer didorong terutama oleh pinjaman payroll yang tumbuh 47,1 persen dengan outstanding per 31 Desember 2017 mencapai Rp 17,7 triliun. Pinjaman payroll dioptimalkan dengan memanfaatkan database debitur korporasi terutama yang berasal dari BUMN dan institusi pemerintah.
Selain itu, segmen konsumer juga disokong oleh Kredit Pemilikan Rumah atau KPR yang mencapai Rp 37,07 triliun pada akhir Desember 2017 dan kartu kredit sebesar Rp 11,64 triliun.
Cadangan Kerugian Penyusutan Nilai (CKPN) juga tetap terjaga dengan baik dengan tingkat coverage ratio naik dari 146,0 persen di 2016 menjadi 148,0 persen di 2017. Hal ini juga berdampak pada tingkat kecukupan permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) yang tetap terjaga baik pada level 18,5 persen.
Baca juga:
BNI catat laba 2017 Rp 13,62 triliun, tumbuh 20,1 persen
Direksi BNI tinjau fasilitas stasiun kereta bandara
Jalin kerja sama dengan Polri, BNI kini kelola pembayaran STNK
Momen seru belanja dan bermain di Indonesia Maternity, Baby & Kids Expo 2017
Layani transaksi PNBP terbanyak, BNI diganjar penghargaan dari Kemenkeu
BNI Life: Kami siap bantu generasi milenial siapkan bekal masa depan
Heboh debit 'Tunggakan by rek' sebesar Rp 1.000, ini penjelasan BNI