Rumah Sakit Pertamina Desain Aplikasi Tes Corona Secara Drive Thru
Arya mengatakan, sejumlah rumah sakit pemerintah kini sudah disiagakan untuk menangani pasien Covid-19. BUMN juga mendukung pengadaan alat kesehatan di beberapa rumah sakit rujukan seperti RSPJ dan Wisma Atlet.
Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ) tengah mendesain aplikasi untuk pengujian tes Virus corona secara drive thru atau pengujian tanpa pasien keluar dari kendaraan. Nantinya, pasien akan mendapat informasi mengenai tempat pengujian virus corona.
"Lagi bikin aplikasi untuk bisa tes swab pakai drive thru. Jadi pakai janjian di lokasi mana, jam sekian pasien akan datang. Akan disiapkan oleh RSPJ," ujar Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga di Jakarta, Rabu (15/4).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kenapa cromboloni viral di media sosial? Tips Membuat Cromboloni saat ini tengah ramai menjadi perbincangan di media sosial khususnya Tiktok.
-
Di mana virus dapat menyebar? Virus juga dapat menyebar melalui udara, air, makanan, dan kontak langsung dengan individu yang terinfeksi.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Arya mengatakan, sejumlah rumah sakit pemerintah kini sudah disiagakan untuk menangani pasien Covid-19. BUMN juga mendukung pengadaan alat kesehatan di beberapa rumah sakit rujukan seperti RSPJ dan Wisma Atlet.
"RSPJ ini untuk jadi rujukan. Jadi yang sudah kondisinya berat, di Wisma Atlet dipindahkan ke RSPJ atau RS lain yang sudah mulai agak berat. Tapi yang ringan-ringan di RSPJ akan dipindahkan ke Wisma Atlet. Jadi begitu alurnya," paparnya.
Dia menambahkan, pemerintah saat ini juga terus mendatangkan berbagai alat kesehatan juga obat-obatan untuk menangani peningkatan pasien virus corona. Salah satu obat yang akan didatangkan adalah Oseltamivir dari India.
"Kemudian yang kedua, kemarin kita beli bahan obat untuk Oseltamivir. Ini sudah kita ambil bahan bakunya dari India. Obat untuk corona juga kaya Cloroquine. Kita ambil untuk bahan baku 500.000 tablet. Beli dari India. Yang bikin Biofarma," tandasnya.
Impor Bahan Baku Obat Oseltamivir
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan importasi bahan baku obat Oseltamivir, yaitu obat untuk mengatasi virus Corona sejenis Chloroquine. Adapun Bio Farma ditunjuk menjadi perusahaan yang meracik obat ini.
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga menyatakan, pihaknya telah membeli bahan baku untuk 500 ribu tablet Oseltamivir dari India. "Kemarin kita beli bahan baku obat untuk Oseltamivir, ini sudah kita ambil dari India, obat untuk Corona sama seperti Chloroquine, yang bikin Bio Farma," ujar Arya dalam sebuah telekonferensi, Rabu (15/4).
Arya melanjutkan, bahan baku tersebut sudah mendarat di Indonesia sekitar tanggal 9 April yang lalu, menggunakan maskapai nasional Garuda Indonesia. Menurutnya, saat ini negara-negara sedang perang dingin berebut bahan baku dan obat, oleh karenanya informasinya tidak begitu terbuka.
Arya menyatakan jika pihaknya juga telah melakukan importasi bahan baku Chloroquine sebanyak 1 ton dari negara yang sama, India. Nantinya, Kementerian BUMN juga menugaskan Bio Farma untuk meracik Chloroquine tersebut.
"Kemudian kita juga ambil 1 ton Chloroquine, bahan baku juga, dari India juga, Bio Farma juga (yang ditugaskan)," tuturnya.
Setelah obat tersebut berhasil diramu, Kementerian BUMN akan menyebarkannya ke berbagai rumah sakit di seluruh Indonesia. Namun, obat ini tidak akan dijual bebas karena tergolong obat berat. "Tidak (dijual). Ini kan obat berat juga," katanya.
(mdk/idr)