Sejak pidato kritis di KAA dipuji, Presiden Jokowi mulai sombong
"Kadang-kadang kita juga harus sombong, gitu lho. Ini lho Indonesia!. Tidak usah takut-takut," kata Jokowi
Belum lepas dari ingatan publik tanah air dan internasional manakala Presiden Joko Widodo berpidato dengan lantang dan kritis saat pembukaan peringatan 60 tahun konferensi Asia Afrika di Jakarta dan Bandung pekan lalu.
Di hadapan delegasi negara-negara kawasan Asia dan Afrika, Jokowi mengkritik Perserikatan Bangsa Bangsa yang dinilainya perlu melakukan reformasi. Dia juga menyentil kedigdayaan Bank Dunia, Dana Moneter Internasional atau IMF, sampai Bank Pembangunan Asia atau ADB.
-
Siapa saja yang hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam forum bisnis? Tak hanya Mendag Zulkifli Hasan, ada juga sederet menteri lainnya yang ikut mendampingi Presiden dalam acara tersebut. Seperti Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Ad Interim Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Erick Thohir; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar; Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, serta Duta Besar RI untuk RRT Djauhari Oratmangun.
-
Kenapa Prabowo bertemu dengan Konferensi Waligereja Indonesia? "Intinya semuanya adalah kesatuan dan di situ di bawah judul kesatuan itu ada sekian banyak hal, yaitu pemilu yang jujur, dikatakan oleh Bapak Prabowo sendiri, damai, adil, dan sebagainya,” kata Uskup Agung Jakarta Kardinal Suharyo dikutip Antara.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kapan Pasar Jongke diresmikan oleh Presiden Jokowi? Pada Sabtu (27/7), Presiden Jokowi meresmikan Pasar Jongke yang berada di Laweyan, Kota Surakarta.
-
Kapan pertemuan Jokowi dengan Presiden JAPINDA? Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Presiden Japan-Indonesia Association (JAPINDA), Fukuda Yasuo, di Imperial Hotel, Tokyo, Jepang.
Pidato tersebut menuai pujian dari banyak pihak. Sebut saja Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang selama ini keras mengkritik Jokowi, justru kali ini memuji habis kepala negara. Menurutnya, Jokowi menjadi presiden Indonesia pertama yang mengkritik reformasi PBB.
Pujian datang pula dari Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya yang juga rajin mengkritik Jokowi. Dia mengapresiasi pidato Jokowi yang dinilainya membuat negara lain takut dengan terbentuknya poros Indonesia-China dan Korea Utara.
Setelah pidato yang menuai hujan pujian itu, Presiden Jokowi terlihat lebih jumawa atau sombong. Berulang kali Presiden Jokowi membangga-banggakan Indonesia sebagai negara yang besar. Dia juga pernah menyampaikan, dia datang ke acara internasional jika diberi tempat duduk sejajar atau bersebelahan dengan Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama.
Menurutnya, sombong itu perlu. Dia mencontohkan saat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KAA) ke-60 yang baru dilaksanakan pekan lalu, di Jakarta dan Bandung pun, sejumlah negara peserta memandang Indonesia sebagai negara besar.
"Mereka memandang kita, kok kita malah pesimis sendiri, dingkluk, dingkluk sendiri. Rendah hati tidak apa-apa, rendah hati itu penting, tapi kadang-kadang kita juga harus sombong, gitu lho. Ini lho Indonesia!. Tidak usah takut-takut," kata Jokowi seperti dilansir dari situs Sekretariat Kabinet di Jakarta, Kamis (30/4).
Merdeka.com mencatat momen-momen ketika Jokowi mulai sombong di depan publik. Berikut paparannya.
Sejajar dengan negara maju
Presiden Joko Widodo kembali menyampaikan pidatonya di acara puncak perayaan Konferensi Asia Afrika di Bandung. Dalam acara napak tilas 60 tahun KAA ini, Jokowi juga kembali menyebut kalau negara Asia dan Afrika harus sejajar dengan negara maju.
Jokowi berharap, negara negara Asia Afrika bisa saling membahu memberantas kemiskinan. Ini dilakukan untuk mengejar perekonomian negara maju.
"kita harus saling bahu membahu agar kita bisa sejajar dengan negara maju lainnya," kutipan isi pidato Jokowi di Bandung, Jumat (24/4).
Sebelumnya, pada pidato pertama pembukaan KAA ke-60, Jokowi juga menyebut hal yang sama. Menurut Jokowi, Asia dan Afrika harus menciptakan tatanan kekuatan ekonomi baru dan tidak tergantung pada lembaga keuangan dunia seperti IMF, ADB ataupun Bank Dunia.
"Berdiri sejajar dengan bangsa bangsa maju lain. Kita bisa melakukan itu dengan membumikan pada tiga cita cita yang diperjuangkan para pendahulu kita 60 tahun lalu. Pertama kesejahteraan, kita harus mempererat kerja sama untuk menghapus kemiskinan, mengembangkan ilmu pengetahuan, dan memperluas lapangan kerja. Solidaritas, kita harus maju bersama," tutupnya.
Indonesia, 5 besar di Asia dan kunci di G20
Di hadapan pemilik modal yang hadir dalam World Economic Forum (WEF), Presiden Jokowi membanggakan ekonomi Indonesia yang kuat dan berhasil kembali bangkit setelah dihantam badai krisis 1997.
"Tuhan berpihak kepada kami. Setelah 97 finansial Asia hancur, semua orang bertanya apakah Indonesia bisa bertahan? Hari ini hampir 20 tahun kemudian kita negara demokrasi yang sangat luar biasa," ujar Presiden Jokowi.
Bahkan, dia membanggakan ekonomi Indonesia yang sudah setara dengan negara maju. Terbukti dengan masuknya Indonesia dalam forum negara ekonomi terbesar dunia.
"Kita (Indonesia) menjadi negara 5 terbesar dia Asia dan negara kunci di G20," katanya.
Jokowi ingin sejajar Amerika dan China
Presiden Joko Widodo ( Jokowi) menyebut Indonesia adalah bangsa yang besar dan layak disejajarkan dengan Amerika Serikat.
Di setiap forum internasional, kata Jokowi, dia selalu meminta duduk di samping Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden China Xi Jinping.
"Buat apa datang di forum internasional jika Presiden Indonesia duduk di pojok. Mending saya pulang, gak usah datang. Indonesia, Amerika dan China, harus sejajar posisinya," ucapnya di hadapan ribuan kader PMII se-Indonesia yang hadir di Surabaya.
Indonesia lebih kaya dari negara lain
Di hadapan ribuan kader PMII se-Indonesia, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya raya, melebihi bangsa sekelas Amerika dan China.
"Bangsa kita ini kaya. Punya ribuan pulau, sumber daya alam melimpah, dan memiliki beragam suku serta budaya. Bahkan mungkin, kita lebih kaya dari negara-negara besar lainnya di dunia," bangganya.
Indonesia pusat pertumbuhan Asia
Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia akan menjadi pusat pertumbuhan kawasan Asia Afrika. Pasalnya, Indonesia mempunyai keuntungan lebih jika dilihat dari kondisi geopolitik dan geoekonomi.
"Kalau lihat kondisi geopolitik dan geoekonomi, tentunya Indonesia bisa memanfaatkan itu," kata Jokowi ketika ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma seperti dilansir Antara di Jakarta, Minggu (26/4).
Menurut Jokowi, kalau kawasan Asia Afrika stabil, semua rukun, maka kondisi itu bagus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan. "Itu sangat bagus, nanti larinya juga akan pengembangan kemaritiman, kerja sama antarnegara bagus, stabilitas kawasan bagus, infrastruktur bisa dibangun, pertumbuhan ekonomi juga pasti bagus," katanya.