Semester I-2015, laba BTN naik 54,25 persen
Dari Rp 539 miliar menjadi Rp 831 miliar.
Bank Tabungan Negara mencatat perolehan laba Rp 831 miiliar pada semester I-2015. Jumlah ini meningkat 54,25 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 539 miliar.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama Bank BTN Maryono di Jakarta, Senin (27/7).
-
Kapan BBNKB dikenakan? BBNKB berlaku bila seseorang melakukan transaksi jual beli mobil bekas dan akan dikenakan biaya balik nama sehingga kendaraan tersebut memiliki nama sesuai dengan pemilik atau pembelinya.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Di mana Pertamina Patra Niaga akan memindahkan fasilitas penerimaan BBM dan Avtur? Adapun dalam kerjasama ini, Pelindo sebagai pengembang kawasan Benoa akan menyediakan lahan, alur pelayaran, fasilitas dermaga, fasilitas oil transfer equipment, fasilitas HSSE, serta Lindung Lingkungan Perairan untuk digunakan Pertamina Patra Niaga dalam kegiatan penerimaan BBM dan Avtur melalui dermaga di Benoa Utara.
-
Mengapa BNI meningkatkan kredit ke BUMN? “BUMN akhirnya mulai menunjukkan pertumbuhan positif. Kami cukup senang dengan tren ini, karena BUMN masih menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang cukup dominan di Indonesia," katanya.
-
Dimana BNI fokus menyalurkan kredit untuk BUMN? Fokus penyaluran kredit BUMN BNI adalah kepada BUMN yang bergerak di sektor energi seperti PLN dan Pertamina serta sektor Pangan Bulog. Selain itu, BNI aktif mendukung proyek-proyek infrastruktur dari Jasa Marga dan jasa keuangan inklusi dari Pegadaian.
-
Apa yang dilakukan BNI untuk mendukung transformasi BUMN? BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
"Kami meraih peningkatan laba yang sangat baik di semester I tahun ini, kita dapat laba Rp 831 miliar," ujarnya.
Maryono menuturkan, pertumbuhan laba agresif itu juga didukung perolehan net interest income (NII) sebesar Rp 3,18 triliun. Ini naik 19,06 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp2,67 triliun.
Sedangkan pada akhir tahun, Maryoni menargetkan perolehan laba meningkat 40 persen. Target ini diyakini bisa tercapai lantaran peluang untuk tumbuh masih terbuka tahun ini.
"Laba semester I-2015 tumbuh tinggi, karena kami memiliki target sampai dengan akhir tahun diatas 40 persen," ungkapnya.
Selanjutnya, tingginya laba ini juga adanya dorongan dari kinerja di pendapatan bunga (interest income) mencapai Rp 7,35 triliun di semester I-2015. Itu naik 13,69 persen dari periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp 6,46 triliun.
Sedangkan posisi aset perseroan juga tumbuh 14,99 persen atau Rp 155,95 triliun di semester I-2015. Periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 135,62 triliun.
(mdk/yud)