Sinergi Pertamina-PLN untuk kelistrikan untungkan negara Rp 2,79 T
Direktur Pengolahan Pertamina Budi Santoso Syarif mengatakan layanan kelistrikan PLN untuk kilang Pertamina rencananya akan berlangsung dalam 2 (dua) tahap dan akan menghemat anggaran Rp 2,79 triliun per tahun. Kerja sama ini diyakini akan bermanfaat untuk kedua pihak.
Sinergi antara PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam penyediaan layanan kelistrikan untuk lima kilang Pertamina menghasilkan penghematan anggaran listrik sekitar Rp 2,79 triliun per tahun. Lima kilang itu adalah Refinery Unit (RU) II Dumai, RU III Plaju-Sungai Gerong, RU IV Cilacap, RU V Balikpapan, dan RU VI Balongan.
Proyeksi kebutuhan total daya listrik yang akan digunakan kilang-kilang minyak itu sebesar 217 Mega Volt Ampere (MVA) dan selanjutnya dapat bertambah 104 MVA. Demikian dikutip Antara di Jakarta, Sabtu (4/8).
-
Kapan kebakaran tiang listrik terjadi? Insiden terjadi ketika hujan deras tengah mengguyur lokasi tersebut.
-
Kenapa tiang listrik itu terbakar? Diduga, terbakarnya tiang listrik itu dipicu korsleting atau hubungan arus pendek.
-
Apa yang terjadi pada tiang listrik di Jalan Prof M Yamin? Sebuah tiang listrik tiba-tiba terbakar di Jalan Prof M Yamin menuju Taman Menteng, Jakarta, Rabu (17/1/2024).
-
Apa itu motor listrik? Motor listrik, yang sering disebut sebagai "molis", adalah jenis kendaraan bermotor yang menggunakan energi listrik untuk menggerakkan komponennya.
-
Bagaimana petugas memadamkan kebakaran tiang listrik? Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air untuk memadamkan kebakaran tiang listrik di Jalan Prof M Yamin menuju Taman Menteng, Jakarta, Rabu (17/1/2024).
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
Untuk menjalankan sinergi ini, nota kesepahaman ditandatangani oleh Direktur Pengolahan Pertamina Budi Santoso Syarif bersama dengan Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman.
Direktur Pengolahan Pertamina Budi Santoso Syarif mengatakan layanan kelistrikan PLN untuk kilang Pertamina rencananya akan berlangsung dalam 2 (dua) tahap dan akan menghemat anggaran Rp 2,79 triliun per tahun. Kerja sama ini diyakini akan bermanfaat untuk kedua pihak.
"Kilang minyak ini membutuhkan pasokan listrik yang besar dan stabil. Jika total beban listrik di seluruh kilang dipasok oleh PLN, maka berpotensi menghasilkan penghematan di lingkungan kilang. Jumlahnya sangat signifikan setiap tahun. Kami mengharapkan PLN mampu memberikan pasokan listrik yang cukup," kata Budi Santoso.
Saat ini, lanjut Budi, Pertamina telah memanfaatkan listrik PLN walaupun sebatas untuk perumahan atau apartemen dan perkantoran dengan tegangan menengah 20 kV, untuk 3 kilang yaitu RU IV, RU V dan RU VI totalnya mencapai sebesar 15,7 MVA.
Sementara itu, Direktur Perencanaan Korporat PLN, Syofvi Felienty Roekman menyatakan PLN mampu untuk memenuhi listrik kilang-kilang minyak dengan layanan khusus. "PLN siap memasok listrik untuk kilang minyak Pertamina, baik dari sisi pembangkit maupun jaringan transmisinya, dengan kualitas dan keandalan yang tinggi tentunya," ujarnya.
Menurut Syofvi, kesiapan PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional menjadi pekerjaan utama perusahaan saat ini. PLN tengah membangun pembangkit dan jaringan transmisi melalui Program 35.000 Megawatt (MW).
Hingga pertengahan 2018, progres pembangunan pembangkit 35.000 MW menunjukkan hasil yang positif. Secara keseluruhan telah terkontrak dan sudah ditandatangani perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) sebesar 32.295 MW.
Sebagai langkah awal, Pertamina akan memberikan data terkait kebutuhan listrik bagi lima kilang minyak miliknya tersebut. Sedangkan PLN akan mempelajari, mempersiapkan, dan menginformasikan layanan kelistrikan yang sifatnya khusus sesuai kebutuhan kilang tersebut.
Sementara itu, khusus RU V saat ini memasuki tahap konstruksi penyambungan dari PLN dengan kapasitas penyambungan 31,5 MVA dengan Tegangan Tinggi 150 kV untuk memasok beban kilang yang non kritikal seperti Lube Oil Complex (LOC).
Selain dari menghasilkan penghematan biaya penyediaan listrik, kerja sama ini akan memberikan manfaat tambahan bagi kilang Pertamina yakni kebutuhan fuel oil akan menurun, karena fuel oil yang tadinya digunakan untuk menghasilkan listrik bisa diubah menjadi produk yang lebih valuable seperti solar.
Pertamina juga akan fokus pada operasional dan pemeliharaan Kilang, fleksibilitas pengaturan O/H steam boiler, dan dapat menurunkan Energy Intensitas Index (EII).
Pertamina menilai, kapasitas terpasang listrik PLN saat ini cukup besar dan berlebih, sehingga dengan menggunakan listrik PLN keberlangsungan pasokan listrik bisa lebih terjamin. Dari sisi kualitas, listrik PLN juga lebih baik, khususnya untuk tegangan tinggi (150 kV).
Baca juga:
Salah satu pembangkit terbesar proyek 35.000 MW senilai Rp 6,1 T mulai beroperasi
ESDM serahkan kasus dugaan suap PLTU Riau pada proses hukum
Bos PLN: Kasus suap PLTU Mulut Tambang Riau 1 tak ganggu program 35.000 MW
ESDM: Kasus korupsi PLTU Riau tak ganggu proyek pembangkit 35.000 MW
Kasus PLTU Riau, Politikus Golkar Eni Saragih terima suap Rp 4,8 M
Indonesia dapat tambahan pasokan listrik 2.400 MW dari program pembangkit 35.000 MW
Jokowi resmikan pembangkit listrik tenaga angin pertama Indonesia