Sri Mulyani: Pandemi Ciptakan Perlombaan Raih Akses Vaksin Covid-19
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pandemi covid-19 menciptakan sebuah perlombaan antara negara maju dan negara berkembang untuk meraih akses vaksin covid-19.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pandemi covid-19 menciptakan sebuah perlombaan antara negara maju dan negara berkembang untuk meraih akses vaksin covid-19.
"Jadi memiliki akses vaksin terutama untuk negara-negara kurang berkembang akan menjadi sangat sulit," kata Sri Mulyani dalam Finance and Central Bank Deputies (FCBD) Meeting di Nusa Dua, Bali, dikutip Antara, Kamis (9/12).
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
Sri Mulyani menjelaskan seharusnya produksi vaksin covid-19 secara global bisa untuk memvaksinasi 80 persen penduduk dunia, namun ternyata distribusinya belum merata terutama untuk negara miskin dan berkembang.
Vaksinasi di beberapa negara berkembang masih sangat tertinggal dan berbanding terbalik dengan vaksinasi di negara maju yang realisasinya rata-rata mencapai 80 persen dari jumlah penduduk.
Oleh sebab itu, G20 telah membentuk Joint Finance Health Task Force untuk menyiapkan dunia agar lebih siap dan siaga dalam menghadapi bencana kesehatan seperti pandemi COVID-19.
Joint Finance Health Task Force G20 fokus pada kesiapsiagaan global menghadapi pandemi, menciptakan strategi penanggulangan lebih awal, dan mencegah dampak yang lebih dalam terhadap keberlangsungan sosial masyarakat maupun ekonomi.
"Kerusakannya tidak boleh terlalu signifikan atau besar tidak hanya bagi manusia tetapi juga ekonomi," imbuhnya.
Menurutnya, pemerataan akses vaksin COVID-19 bagi seluruh negara menjadi salah satu agenda pada penyusunan kebijakan bersama untuk keluar dari krisis atau exit strategy dalam G20.
Untuk itu, G20 akan membentuk kebijakan exit strategy yang tersinkronisasi demi mewujudkan pemulihan yang merata termasuk terkait pemerataan akses vaksin bagi seluruh negara. "Saya yakin melalui forum G20 kita akan berdiskusi tidak hanya komunikasi, yang paling penting adalah tindakan atau kebijakan yang membangun kepercayaan global," tandasnya.
Baca juga:
Vaksinasi Capai 54 Persen, Kota Jayapura Berstatus PPKM Level 2
JP Morgan Prediksi Ekonomi Global Kembali ke Kondisi Normal di 2022
Jelang Akhir Tahun, BIN Banten Targetkan Vaksinasi 1.000 Warga dalam Sehari
Kasus Jual Beli Vaksin Covid-19, ASN di Medan Dituntut Tiga Tahun Penjara
Vaksinasi Lansia & Masyarakat Palembang Baru 50 Persen, Puskesmas Diminta Jemput Bola
Jelang Nataru, Pemkot Tangerang Gencarkan Vaksinasi dan Tes Antigen di Keramaian