Sri Mulyani Sebut Pandemi Bikin Asumsi Dasar Ekonomi 2020 Meleset dari Target
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyadari, pandemi Covid-19 membuat pelaksanaan APBN Tahun 2020 penuh dengan tantangan. Kehadiran virus asal China itu mematahkan hampir seluruh asumsi ekonomi yang dibuat oleh pemerintah.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyadari, pandemi Covid-19 membuat pelaksanaan APBN Tahun 2020 penuh dengan tantangan. Kehadiran virus asal China itu mematahkan hampir seluruh asumsi ekonomi yang dibuat oleh pemerintah.
"Tahun 2020 dari pelaksanaan APBN telah terlihat pada sisi asumsi dasar deviasi yang terjadi akibat terjadinya syok yang sangat besar di dalam perekonomian," kata dia dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (27/9).
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Kenapa Nicke Widyawati dinilai menginspirasi dalam membangun Kemandirian Ekonomi Nasional? Dewan Juri menilai Nicke Widyawati yang merupakan 100 wanita berpengaruh di dunia versi Majalah FORBES dinilai menginspirasi dalam upaya mewujudkan kemandirian nasional, karena telah membawa spirit “Bring The Barrel Home” atau membawa hasil produksi migas dari luar negeri untuk diolah di kilang Pertamina untuk mewujudkan kedaulatan energi di Indonesia.
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Siapa yang mendorong agar asumsi dan sasaran pembangunan pada RAPBN mengejar target RPJMN 2020-2024? Untuk itu, Anggota Komisi XI DPR Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin mendorong agar asumsi dasar dan sasaran pembangunan pada RAPBN dapat mengejar target dalam RPJMN tersebut.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
Dia menyebut, pertumbuhan ekonomi yang awalnya diasumsikan sebesar 5,3 persen pada APBN 2020 harus terkoreksi ke bawah. Pemerintah perkirakan realisasi pertumbuhan ekonomi domestik minus 1,7 persen sampai dengan minus 2,2 persen.
"Sementara di basis Perpres 72/2020 kita menggunakan pertumbuhan ekonomi pada 0,5 persen," imbuh dia.
Sementara untuk inflasi, yang awalnya di dalam APBN 2020 sebesar 3,1 persen juga harus ikut terkoreski. Pemerintah memperkirakan realisasi inflasi di bawah 2 persen atau bahkan hanya di 1,68 persen selama 2020.
Sedangkan suku bunga 3 bulan yang awalnya di dalam APBN 5,4 persen, dalam Perpres 72/2020 turun menjadi 4,5 persen. Sementara realisasinya sendiri mencapai 3,19 persen. "Ini Bank Indonesia banyak melakukan intervensi untuk menurunkan suku bunga melalui baik likuiditas maupun penurunan suku bunganya," jelas dia.
Bendahara Negara itu menambahkan, untuk asumsi nilai tukar Rupiah meskipun sempat mengalami gejolak di Rp16.000 per USD pada saat pengumuman pandemi, secara year-to-date mencapai di Rp14.577 per USD. "Ini lebih kuat daripada asumsi Perpres Rp15.300 dan di APBN awal Rp14.400, kata dia.
"Press 72 dibuat pada saat gejolak sektor keuangan yang tadi kami jelaskan maka terlihat di sini nilai tukarnya di asumsikan pada level di atas Rp15.000," sambung dia.
Untuk harga minyak mentah dari yang di asumsikan pada APBN awal USD 63 per barel, kini realisasi sementara adalah USD 40 per barel. "ini terlihat terutama pada kuartal terakhir di mana harga minyak mulai merangkak di atas angka 40," jelas dia.
Selanjutnya untuk lifting minyak realisasinya berada di 705 ribu barel per hari atau sama dengan Perpres 72/2020. Dan lifting gas berada di posisi 983 ribu per barel atau di bawah asumsi Perpres 72/2020 992 dan juga di bawah APBN awal sebesar 1,91 juta ribu barel per hari.
(mdk/azz)