Strategi Pertamina Kembangkan B100
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah untuk memproduksi biodiesel murni (B100), dengan membangun fasilitas pengolahan minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) sebagai bahan bakunya.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah untuk memproduksi biodiesel murni (B100), dengan membangun fasilitas pengolahan minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) sebagai bahan bakunya.
Pertamina terus meningkatkan campuran unsur nabati (Fatty Acid Methyl Ester/FAME) pada solar. Sejak dimulai pada 2006 dengan kandungan FAME pada solar sebesar 2,5 persen, saat ini kandungan FAME yang dicampur dengan solar meningkat menjadi 30 persen (B30).
-
Apa itu biodiesel? Biodiesel adalah bahan luar biasa yang memiliki kualitas luar biasa karena dibuat dari minyak nabati dan hewani bekas. Minyak ini dibuat dengan mengolah minyak dengan alkohol untuk menghasilkan bahan bakar yang mampu membakar dan menggerakkan segala sesuatu mulai dari bus penumpang hingga unit pemanas, mengubah sisa minyak menjadi cara baru yang ampuh untuk berkeliling kota.
-
Bagaimana Pertamina akan mengembangkan bioenergi? “Nanti energi kita akan berbasis bioenergi, karena Indonesia ada banyak sumber daya. Di India saya bertemu dengan technology liaison untuk bioethanol dan limbahnya bisa diproses di perusahaan India, ini salah satu follow up yang akan kita kerja samakan,” ujar Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina.
-
Kapan Pertamina mulai mengembangkan biofuel generasi kedua? “Contoh bagus di sini adalah sesuatu yang telah dikembangkan oleh Pertamina sejak tahun 2021. Pertamina telah mengembangkan biofuel generasi kedua yang berasal dari ranting buah kosong.
-
Siapa yang mendorong Pertamina untuk mengembangkan biofuel generasi kedua? Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari mengatakan bahwa pemerintah mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Pertamina untuk mengembangkan biofuel generasi kedua dan ketiga.
-
Apa yang akan dikembangkan Pertamina dari bahan bakar berbasis bioenergi? Pertamina akan memanfaatkan bahan bakar nabati seperti tebu, jagung, singkong dan sorgum untuk mengembangkan bioenergi.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
"Pertamina rencanakan sampai B100, tahapan Pertamina ada tiga langkah, menengah maupun panjang," kata Nicke, saat rapat dengan Komisi VII. DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (29/1).
Untuk memproduksi bahan bakar B100 Pertamina akan melakukan modifikasi (revamping equipment) Kilang Cilacap. Hal ini penting dilakukan, sebab dalam proses pencampuran FAME dengan solar saat ini hanya mampu dengan kandungan 30 persen saja.
"Di 2022 revamping equipment di Kilang Cilacap selesai. Jadi akan hasilkan B100 300 ribu ton per tahun," tuturnya.
Kilang Plaju
Nicke melanjutkan, Pertamina juga akan memproduksi B100 dari Green Refinary Plaju. Fasilitas tersebut akan memproduksi green diesel dan green avtur sebanyak 1 juta Kilo Liter (KL) per tahun, dengan kapasitas 80 ribu barel per hari.
Menunggu dua proyek tersebut rampung, upaya Pertamina memproduksi B100 dalam waktu dekat dengan menerapkan mekanisme co-processing, yaitu mencampur Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) dan minyak mentah di kilang. Saat RBDPO telah diolah dengan campuran sebesar 20 persen ke minyak mentah.
Pertamina telah menetapkan Kilang Cilacap menerapkan mekanisme yang pertama dilakukan di dunia ini. Selanjutnya, mekanisme tersebut akan diterapkan di seluruh kilang yang dioperatori Pertamina.
"Ini sudah dilaksanakan sejak 2 tahun lalu dan hari ini secara kapasitas sudah bisa mencampur 20 persen. Diinject langsung, ini sebetulnya co-processing, adalah pertama di dunia," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)