Tak hanya Jokowi, pemerintah Arab pertimbangkan cabut subsidi BBM
IMF sebut Arab Saudi perlu mencabut subsidi untuk menyehatkan anggaran negara.
Di awal pemerintahannya, Presiden Joko Widodo mengambil kebijakan yang tidak populer yaitu mencabut subsidi Premium dan memberi subsidi tetap untuk Solar. Jokowi sapaan akrabnya mengalihkan dana subsidi ke sektor produktif seperti untuk pembangunan infrastruktur dan lain sebagainya.
Langkah Jokowi ini kemungkinan akan diikuti pemerintahan Arab Saudi. Rendahnya harga minyak dunia (masih di bawah USD 50 per barel) memaksa pemerintahan setempat untuk memikirkan pencabutan subsidi BBM. Hal ini perlu dipertimbangkan karena pendapatan negara turun drastis dari penjualan minyak.
-
Kapan Timnas Indonesia bertanding melawan Arab Saudi? Maarten Paes akhirnya melakukan debutnya bersama Timnas Indonesia dan hasilnya cukup mengejutkan. Sebelumnya, Paes diperkirakan tidak akan tampil saat Timnas Indonesia bertandang ke markas Timnas Arab Saudi pada matchday 1 Grup C ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang berlangsung pada Jumat (06/09/2024).
-
Kapan Timnas Indonesia main lawan Arab Saudi? Timnas Indonesia akan menghadapi Arab Saudi dalam laga pertama putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Jumat (6/9/2024) dini hari WIB.
-
Mengapa Arab Saudi dianggap lebih diunggulkan saat melawan Indonesia? Selain sebagai tuan rumah, tim yang dilatih oleh Roberto Mancini juga memiliki kualitas pemain dan pengalaman yang lebih baik dibandingkan Indonesia.
-
Kapan Timnas Indonesia akan bertanding melawan Arab Saudi? Timnas Indonesia dijadwalkan bertanding melawan Arab Saudi dalam laga pertama Putaran Ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Arab Saudi saat ini lebih murah 10 persen dibanding Eropa, berdasarkan laporan International Energy Agency. Fakta ini merembet bahwa pemerintah Saudi mengeluarkan dana yang besar setiap tahun untuk membuat harga BBM di negaranya murah.
Laporan International Monetary Fund (IMF) tahun lalu menyebut, pemerintah Arab Saudi menghabiskan sekitar 10 persen dari PDB atau sekitar USD 60 miliar untuk subsidi bensin, solar, listrik dan gas alam.
Sumber pemerintah Arab Saudi membenarkan pihaknya saat ini sedang mengkaji rencana pencabutan subsidi BBM. "Tidak ada keputusan, tapi sedang kita pelajari," ucap sumber tersebut seperti dilansir CNN, Rabu (28/10).
IMF dalam sebulan ini telah meminta pemerintah Arab Saudi untuk meninjau ulang kebijakan subsidi energi. Hal ini perlu dilakukan untuk mengontrol defisit anggaran Arab Saudi yang membengkak hingga 20 persen dari PDB karena rendahnya harga minyak dunia.
IMF pada minggu lalu juga sudah mengingatkan Arab Saudi, jika harga minyak tetap berada di bawah USD 50 per barel, maka Arab Saudi akan miskin dan kehabisan uang dalam lima tahun ke depan. IMF memperkirakan, Arab Saudi membutuhkan harga minyak USD 106 per barel untuk menyeimbangkan kembali neraca anggaran antara pendapatan dan pengeluaran negara.
Para ahli juga mengatakan, Arab Saudi tidak mungkin menaikkan pajak untuk mendongkrak pendapatan negara. Namun, Arab Saudi hanya dimungkinkan untuk memotong beberapa pengeluaran negara.
Baca juga:
4 Fakta Arab Saudi bakal miskin & kehabisan uang dalam 5 tahun
Harga minyak dunia rendah, pendapatan negara Kuwait anjlok 60 persen
Ekonomi memburuk, Rusia terancam kehabisan cadangan devisa di 2016
Genderang kudeta di Kerajaan Saudi
Pangeran Saudi dicokok, selundupkan narkoba 2 ton di pesawat pribadi