Target Kurangi Emisi 978 Kiloton CO2, PIS Tambah Kapal Bahan Bakar Hijau
Eka melaporkan, lebih dari 50 persen kapal yang dioperasikan oleh PIS kini mampu menggunakan biofuel atau bahan bakar hijau.
PT Pertamina International Shipping (PIS) memasang target pengurangan emisi hingga 978 kiloton CO2 pada 2030. Salah satu langkah kunci dalam pencapaian ini, dengan menambah armada baru yang berteknologi dual-fuel dan penggunaan bahan bakar hijau yang ramah lingkungan.
Direktur Perencanaan Bisnis PIS, Eka Suhendra mengatakan, target dekarbonisasi jangka panjang ini sejalan dengan rencana besar yang ditetapkan oleh International Maritime Organization (IMO) dan Paris Agreement terkait perubahan iklim. Target nol emisi ini menjadikan perusahaan 10 tahun lebih awal dari target yang ditetapkan oleh pemerintah pada 2060.
- Kurangi Emisi Karbon, PLTU Ombilin Gunakan Limbah Serbuk Kayu Jadi Bahan Bakar
- Target Pemakaian Energi Hijau Masih Jauh dari Impian, Ini Sederet Alasannya
- Kejar Target Produksi 1 Juta Barel Minyak di 2030, Pertamina Patra Niaga Resmi Kolaborasi dengan SKK Migas
- Kejar Target Jadi Kota Netral Karbon, Lahan Eks Tambang di Kawasan IKN Ditanami 1.600 Bibit Pohon
"Kami menyadari bahwa industri shipping berkontribusi signifikan terhadap emisi karbon global, terutama dari pembakaran bahan bakar kapal. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk mengurangi dampak negatif tersebut dengan mengimplementasikan berbagai inovasi dan teknologi terbaru, termasuk mengadopsi bahan bakar hijau seperti LPG, LNG, dan amonia," ujar Eka, Selasa (15/10).
Eka melaporkan, lebih dari 50 persen kapal yang dioperasikan oleh PIS kini mampu menggunakan biofuel atau bahan bakar hijau. Perseroan juga menjadi pelopor dalam penggunaan kapal dual-fuel, dengan 6 kapal di armada PIS telah memanfaatkan LPG dan gas alam cair (LNG) sebagai alternatif bahan bakar hijau.
Sebanyak 40 kapal di armada PIS telah dilengkapi dengan perangkat hemat energi (energy-saving devices) yang dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar kapal antara 3-20 persen. Selain itu, PIS juga telah menerapkan pembatasan daya mesin secara menyeluruh dan manajemen pelayaran untuk mengurangi emisi.
Kantongi Sertifikasi Internasional
Eka menambahkan, armada PIS telah mengantongi sertifikasi internasional sebagai bukti kualitas dan standar tinggi yang diterapkan PIS dalam mengimplementasikan kebijakan sustainability, baik dari segi bisnis maupun operasional.
"Lebih dari 30 persen armada kami juga telah memperoleh sertifikat EEXI (Energy Efficiency Existing Ship Index) dan CII (Carbon Intensity Indicator) sesuai dengan regulasi dan standar IMO. Langkah-langkah ini mencerminkan komitmen PIS untuk berkontribusi pada keberlanjutan dan pengurangan dampak lingkungan dalam industri pelayaran," terangnya.
Global Head of LNG Fearnleys Per Christian Fett menilai pentingnya regulasi yang memberikan insentif bagi pelaku industri untuk mendorong inovasi dalam penggunaan bahan bakar hijau. Ini penting untuk mempercepat transisi menuju solusi yang lebih berkelanjutan, di tengah tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak.
"Banyak teknologi baru memerlukan investasi awal yang signifikan serta penelitian dan pengembangan (R&D) yang mendalam. Dukungan berupa hibah atau bantuan pemerintah sangat penting, supaya perusahaan akan lebih mudah beralih ke solusi yang lebih ramah lingkungan dan efisien," ungkapnya.
Salah satu sumber energi yang bisa dipertimbangkan untuk masa transisi dan pengurangan emisi, Christian juga mendukung penggunaan LNG.
"LNG kini tidak hanya menawarkan manfaat lingkungan, tetapi juga menjadi pilihan yang lebih ekonomis. Penggunaan LNG dapat memberikan pengurangan signifikan dalam emisi CO2 serta partikel pencemar lainnya. Fokus tidak hanya pada CO2, tetapi juga pada keseluruhan rantai emisi," tuturnya.