Kurangi Emisi Karbon, PLTU Ombilin Gunakan Limbah Serbuk Kayu Jadi Bahan Bakar
Sumber biomassa berasal dari tanaman energi yang ditanam pada lahan kering atau dibudidayakan pada kawasan hutan.
PT PLN Indonesia Power saat ini bisa menggunakan limbah serbuk kayu atau sawdust sebagai alternatif untuk mengurangi penggunaan batu bara pada PLTU Ombilin, Sumatera Barat. Selain mengurangi emisi, aksi ini pun membuat perekonomian masyarakat bergeliat.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra mengatakan, PLTU Ombilin telah menerapkan program cofiring dengan memanfaatkan biomassa berupa sawdust sebagai bahan alternatif pengganti batu bara, sejak Mei tahun 2023.
Ini merupakan komitmen PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Ombilin dalam mengakselerasi transisi energi dan uapaya mencapai target Net Zero Emission pada 2060.
"Aksi ini merupakan upaya PLN Indonesia Power dalam mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sektor kelistrikan. Seperti kita ketahui, sektor kelistrikan menjadi salah satu penyumbang emisi karbon yang besar, PLN Indonesia Power pun berinisiatif menguranginya dengan menjalankan program cofiring seperti yang diterapkan pada PLTU Ombilin," kata Edwin.
Edwin mengungkapkan, PLN Indonesia Power UBP Ombilin telah menggunakan 6.540,96 ton sawdust yang menghasilkan daya listrik sebesar 4.995,19 Megawatt hour (MWH) untuk menopang kelistrikan untuk wilayah Sumatera Bagian Tengah.
"Penggunaan biomass untuk bahan bakar cofiring PLTU Ombilin akan terus ditingkatkan sampai dengan 5 persen untuk tahun 2024-2025," tuturnya.
Sumber biomassa berasal dari tanaman energi yang ditanam pada lahan kering atau dibudidayakan pada kawasan hutan tanaman energi seperti pohon kaliandra, Gamal dan lamtoro.
Usung Konsep Ekonomi Kerakyatan
Menurut Edwin, dalam proses pemanfaatan sawdust PLN Indonesia Power UBP Ombilin mengusung konsep ekonomi kerakyatan, dengan begitu masyarakat dilibatkan dalam menyediakan bahan baku sawdust.
Dengan begitu, program cofiring ini tidak hanya berdampak pada pengurangan emisi karbon tepai juga meningkatkan perkonomian masyarakat.
"Program cofiring ini memberikan banyak manfaat, baik dari sisi pengendalian pencemaran udara yang dihasilkan PLTU Ombilin juga dari perekonomian, masyarakat bisa meningkatkan penghasilannya dengan memasok sawdust ke PLTU Ombilin," ujar Edwin.
Idris seorang masyarkat Desa Tanjung Kalieng, Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung menyatakan, dengan adanya pemanfaatan serbuk kayu menjadi menjadi sawdust melalui program cofiring memberikan beragam keuntungan.
Biasanya serbuk kayu tersebut hanya menjadi limbah, tetapi kini sampah tersebut memiliki nilai ekonomi sehingga masyarakat memiliki penghasilan tambahan.
“Dengan adanya program cofiring dari PLTU, sangat menguntungkan bagi masyarakat kami karna serbuk gergaji atau sawdust ini tidak lagi menjadi tumpukan limbah yang menggunung dan dapat mengurangi polusi karna kebiasaan kami dengan membakarnya untuk mengurangi sawmill ini, kami dapat menjualnya sebagai tambahan penhasilan bagi karyawan yang bekerja disini," tutup Idris.