Tekan kerugian Pertamina, pemerintah ogah pangkas harga premium
"Pertamina melaporkan kekurangan bayar sebesar Rp 13 triliun hingga saat ini."
Pemerintah sengaja tak menurunkan harga premium meski harga minyak dunia sedang menurun. Ini dilakukan guna menekan kerugian Pertamina dalam penjualan premium.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi dalam "Energi Kita", diskusi mingguan yang digagas Sewatama, RRI, merdeka.com, IJTI, IKN di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (6/9).
-
Mengapa Pertamina mengkaji peningkatan kadar oktan BBM Subsidi? “Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik." Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini merupakan kajian internal di Pertamina dan untuk implementasinya nantinya akan diusulkan kepada pemerintah, dan nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.
-
Kapan Pertamina berhasil mengurangi penyalahgunaan BBM bersubsidi? Sejak implementasi exception signal ini pada tanggal 1 Agustus 2022 hingga 31 Desember 2023, Pertamina telah berhasil mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi senilai US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,04 trilliun.
-
Mengapa Pertamina ingin meningkatkan kualitas BBM Subsidi? Pertamina pernah menjalankan Program Langit Biru dengan menaikkan (kadar oktan) BBM Subsidi dari RON 88 ke RON 90.
-
Apa yang sedang dilakukan Pertamina untuk menghemat anggaran di BBM dan LPG Subsidi? Bekerjasama dengan lintas instansi, upaya tersebut berhasil membantu Pertamina dapat melakukan penghematan sebesar 1,3 Juta kilo liter (KL) untuk Solar Subsidi dan 1,7 Juta KL untuk Pertalite.
-
Mengapa Pertamina terus berupaya untuk memastikan BBM bersubsidi tepat sasaran? Pertamina, lanjut Nicke, akan terus berupaya untuk agar BBM bersubsidi secara optimal dikonsumsi oleh yang berhak. Upaya-upaya tersebut antara lain penggunaan teknologi informasi untuk memantau pembelian BBM Bersubsidi di SPBU-SPBU secara real time untuk memastikan konsumen yang membeli adalah masyarakat yang berhak.
-
Bagaimana cara Pertamina memastikan penyaluran BBM subsidi tepat sasaran? ia menambahkan, Pertamina Patra Niaga terus mendukung upaya pemerintah agar penyaluran BBM subsidi tepat sasaran. Dengan cara melakukan pendataan pengguna BBM Subsidi melalui pendaftaran QR Code pada laman www.subsiditepat.mypertamina.id.
"Sekarang tidak bisa kita turunkan. Karena kami harus menutupi kekurangan bayar yang dilaporkan Pertamina ke pemerintah."
Hingga saat ini, Pertamina menderita kerugian penjualan premium sebesar Rp 13 triliun.
Menurut Agus, pemerintah sudah menurunkan harga premium dua kali dalam sebulan. Yaitu, pada 19 Januari 2015 dari Rp 7.600 per liter menjadi Rp 6.600 per liter. Dan, 15 Februari dari Rp 6.600 per liter menjadi Rp 6.400 per liter.
"Hitungan tersebut melalui kesepakatan dengan DPR selama satu bulan penuh,"
Kemudian, lanjutnya, harga minyak dunia merangkak naik pada Maret dan Juni 2015. Namun, pemerintah hanya sekali menaikkan harga premium dari Rp 6.400 per liter menjadi Rp 7.300 per liter.
"Seharusnya pemerintah menaikkan harga Premium pada saat itu (Juni). Tetapi, tidak kami lakukan. Kami sepakat untuk tidak menaikkan harga BBM. Akibatnya Pertamina melaporkan kekurangan bayar sebesar Rp 13 triliun hingga saat ini," katanya.
Agus menambahkan pemerintah dan DPR telah sepakat evaluasi harga BBM dilakukan enam bulan sekali dari sebelumnya sebulan sekali. Sekedar mengingatkan, pemerintah memutuskan harga premium mengikuti dinamika pasar.
Sementara, solar masih disubsidi sebesar Rp 1.000 per liter.
(mdk/yud)