Terminal 'Rp 250 M' Pulogebang telan biaya pemeliharaan Rp 2 M/bulan
Terminal 'Rp 250 M' Pulogebang telan biaya pemeliharaan Rp 2 M/bulan. Sumarsono mengatakan nantinya untuk biaya pemeliharaan gedung dan pengelolaan terminal, pada tahap awal, akan menggunakan dana APBD. Setelah satu tahun, pendapatan dari terminal Pulogebang diharapkan dapat menutupi kebutuhan pembiayaan pemeliharaan.
Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Soni Sumarsono, mengatakan pembangunan Terminal Pulogebang menelan biaya sekitar Rp 250 miliar yang diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2009. Sementara, per bulannya, terminal ini menelan biaya pemeliharaan mencapai Rp 2 miliar.
Sumarsono mengatakan nantinya untuk biaya pemeliharaan gedung dan pengelolaan terminal yang dibangun di atas lahan seluas 12.000 meter persegi tersebut, pada tahap awal, akan menggunakan dana APBD.
-
Apa saja transportasi umum di Jakarta yang dulu diandalkan oleh tenaga manusia dan binatang? Selain kereta yang semula berfungsi mengangkut hasil bumi dan menjadi alat transportasi, angkutan umum di DKI Jakarta masih mengandalkan tenaga manusia dan binatang yakni delman dan becak.
-
Bagaimana transportasi umum di Jakarta tahun 1989? Bajaj Masih Jadi Favorit Bajaj oranye masih berkeliaran di jalan.
-
Mengapa transportasi umum di Jakarta beralih ke mobil? Perkembangan pembangunan membuat kondisi jalan di DKI Jakarta yang padat membuat transportasi beralih ke mobil yang disebut oplet.
-
Mengapa transportasi darat menjadi begitu penting di Indonesia? Transportasi darat memiliki peran penting dalam mendukung kegiatan ekonomi, sosial, pendidikan, dan budaya.
-
Bagaimana transportasi umum di Jakarta berubah dari tenaga manusia dan binatang ke mesin? Era tahun 1800-1900, angkutan umum di DKI Jakarta mulai beralih ke mesin dengan menggunakan trem atau kereta dengan rel khusus di jalan ibu kota. Trem semula menggunakan kuda hingga bermetamorfosis menjadi uap.
-
Di mana stasiun kereta cepat Jakarta-Bandung yang terhubung dengan moda transportasi lain? Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung sendiri terdiri dari empat stasiun, yaitu Stasiun Kerawang, Stasiun Halim, Stasiun Tegalluar, dan Stasiun Padalarang. Setiap stasiun tersebut dibuat terintegrasi dengan moda transportasi lain di masing-masing wilayah.
"Terkait biaya pemeliharaan kita anggarkan per bulan Rp 2 miliar. Setiap tahun sekitar kurang lebih Rp 20 milliar dari APDD," ujar Sumarsono di Terminal Pulogebang, Jakarta, Rabu (28/12).
Dia menambahkan, setelah satu tahun, pendapatan dari terminal Pulogebang diharapkan dapat menutupi kebutuhan pembiayaan pemeliharaan. Pendapatan tersebut diantaranya berasal dari videotron, retribusi hingga sewa kios.
"Kita yakin pendapatan bahkan bisa dua kali lipat dari angka yang kita siapkan. Kita punya kayakinan untuk pemeliharaan terminal ini, nanti sudah recovery jadi tidak perlu pakai APBD lagi," tuturnya.
Selain itu, rencananya terminal Pulogebang akan menerapkan sistem tiket elektronik atau e-ticketing. Hal ini dilakukan sebagai upaya memberantas pungutan liar dan percaloan.
"Melalui hal ini kita harap tidak ada lagi calo dan preman. Nanti pengerjaannya (e ticketing) akan dilakukan oleh Pemprov DKI bersama Organda," jelasnya.
Sumarsono menjelaskan pembangunan terminal terpadu Pulogebang merupakan wujud nyata upaya pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memecahkan masalah transportasi di Jakarta.
"Pembangunan Terminal terpadu Pulogebang dilaksanakan oleh PT Wijaya Karya dan di bawah pengawasan PT Perencana Jaya Terminal Bus Pulogebang," ujar Sumarsono.
Baca juga:
Kemenhub pantau ponsel pengguna kendaraan umum rekam pola pergerakan
Menhub Budi klaim Terminal Pulogebang solusi urai kemacetan Jakarta
Menengok kemegahan terminal terbesar se-Asean di Jakarta Timur
Terminal terpadu Pulogebang resmi beroperasi
Plt Gubernur DKI sebut Terminal Pulogebang banyak kekurangan
2017, Bajaj merah kadaluarsa di DKI, harus ganti jadi Bajaj Biru BBG
Wacana pembangunan jalur kereta api Yogya-Magelang butuh dana besar