Unilever Raup Untung Rp3 Triliun di Kuartal III-2024, Presdir Ungkap Strategi Diterapkan Perusahaan
Fokus utama perusahaan meliputi beberapa lini penting yang dapat mendorong kinerja, seperti kategori produk.
PT Unilever Indonesia Tbk mencatatkan laba sebesar Rp3 triliun dari total penjualan mencapai Rp27,4 triliun di kuartal III-2024. Meskipun masih berada dalam proses pemulihan, kinerja perusahaan menunjukkan ketahanan yang baik, mengingat tantangan eksternal yang cukup kompleks.
Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, mengungkapkan bahwa fokus utama perusahaan meliputi beberapa lini penting yang dapat mendorong kinerja, seperti kategori produk, distribusi, pengendalian biaya, dan pengelolaan organisasi.
- Penjualan Unilever Indonesia Tembus Rp27,4 Triliun, Raup Laba Bersih Rp3 Triliun Hingga September 2024
- Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp2,5 Triliun di Semester I-2024
- Penjualan Meningkat, Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp1,4 Triliun di Kuartal I-2024
- Unilever Indonesia Raup Untung Rp4,8 Triliun Sepanjang 2023
Menurut Benjie, penguatan merek serta portofolio utama dilakukan dengan melakukan pembaruan pada produk-produk unggulan memberikan kontribusi positif dan diterima baik oleh pasar setelah diluncurkan.
Ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk tetap relevan dan menarik perhatian konsumen. Selain itu, pengelolaan inventori dan perdagangan distribusi (DT) juga menjadi bagian dari strategi transformasi yang didukung dengan pola pemasaran yang efektif, serta memaksimalkan saluran digital sesuai dengan preferensi pasar. Pendekatan ini juga berkontribusi pada efektivitas biaya promosi dalam aspek pemasaran dan distribusi.
Benjie juga menekankan bahwa perusahaan saat ini tengah fokus untuk menyusun prioritas dan alokasi sumber daya yang sejalan dengan rencana strategis untuk memperkuat masa depan. Semua upaya ini didukung oleh organisasi yang adaptif melalui transformasi yang berkelanjutan, termasuk perubahan di tingkat kepemimpinan.
"Kami sepenuhnya percaya bahwa ini adalah langkah yang tepat untuk dilakukan. Kami berkomitmen untuk bangkit lebih kuat, tangguh, dan siap meraih peluang di masa depan," ungkap Benjie.
Dia berharap bahwa transformasi ini akan menumbuhkan budaya perbaikan berkelanjutan dan inovasi, serta menciptakan organisasi yang dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Transformasi Organisasi
Benjie meyakini bahwa perubahan dalam organisasi akan menghadirkan semangat baru, budaya perbaikan berkelanjutan, serta inovasi.
Dengan demikian, perusahaan akan selalu siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada di masa depan.
"Kami tetap fokus menghasilkan inovasi berkualitas dan konsisten untuk konsumen kami, sembari terus menavigasi lanskap pasar yang berkembang pesat," jelas Benjie.
Menurut Lucia Nanny Lusida, seorang ahli sumber daya manusia dan transformasi organisasi bersertifikat internasional, perubahan ini sejalan dengan upaya sektor industri di Indonesia yang terus berupaya mengintegrasikan berbagai sumber daya seperti modal, lahan, teknologi, dan kekayaan intelektual sebagai sumber penciptaan nilai.
"Langkah Unilever Indonesia untuk bertransformasi adalah strategi yang tepat untuk meningkatkan efisiensi dan responsivitas terhadap dinamika pasar. Ini akan memungkinkan perusahaan untuk lebih gesit dalam menanggapi perubahan tren konsumen dan kondisi pasar yang semakin kompleks," ungkap Lucia.
Namun, Lucia juga menekankan bahwa setiap tahun terdapat perbedaan antara jumlah lulusan baru dan ketersediaan lapangan kerja.
"Kita perlu merubah paradigma menjadi 'tetap kerja' daripada sekadar mencari 'kerja tetap'," tambahnya.
Hal ini menunjukkan pentingnya adaptasi dan pengembangan keterampilan agar lulusan dapat bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif.