Untung rugi jika hubungan dagang Indonesia-Australia dihentikan
Dari sisi kerugian, menurut Eni Indonesia akan mengalami lonjakan harga daging sapi.
Memanasnya hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia membuat pemerintah berpikir ulang mengenai kerjasama ekonomi kedua negara, salah satunya mengenai impor sapi. Pemerintah saat ini berniat untuk menyetop impor sapi dari negeri kanguru tersebut. Namun, apa untung dan rugi bagi Indonesia maupun Australia jika hubungan ekonomi kedua negara dihentikan?
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eni Sri Hartati mengatakan jika pemerintah ingin confident dengan kedaulatan negara maka hubungan perdagangan kedua negara harus segera dihentikan, terutama impor sapi. Namun demikian keputusan ini akan memberikan untung dan rugi bagi Indonesia sendiri.
Dari sisi kerugian, menurut Eni Indonesia akan mengalami lonjakan harga daging sapi karena kurangnya pasokan. Namun demikian, sisi positifnya, pemerintah bisa menjadikan moment ini sebagai awal pembenahan sektor peternakan terutama sapi.
"Ini kesempatan pemerintah untuk evaluasi lebih dalam ketergantungan Indonesia terhadap Australia. Pemerintah bisa koordinasi bagaimana cara memenuhi kebutuhan protein masyarakat. Namun jangka pendek akan terjadi shock harga yang naik," kata Eni kepada merdeka.com akhir pekan ini di Jakarta.
Menurut Eni, jika impor sapi Australia dihentikan maka tidak hanya Indonesia yang dirugikan. Negara kanguru tersebut juga akan rugi karena akan susah mencari pasar penjualan sapi. Apalagi saat ini krisis global masih terus berlanjut.
"Satu sisi kerugian Australia karena mereka mempunyai ketergantungan menjual sapinya ke Indonesia. Permintaan dunia saat ini sedang menurun karena krisis global, mereka susah mencari pembeli baru," katanya.
Namun, Eni tidak membantah jika kondisi saat ini juga menguntungkan Australia. Moment akhir tahun dan Natal bisa dimanfaatkan negara kanguru tersebut untuk menekan pemerintah Indonesia.
"Australia itu melawan Indonesia pasti juga punya hitungan. Mereka tahu sebentar lagi Natal dan tahun baru pasti akan ada lonjakan permintaan daging di Indonesia. Tidak ada gangguan saja harga daging di Indonesia sudah Rp 100.000," katanya.
Saat ini tinggal menunggu keputusan pemerintah apakah akan menghentikan hubungan dagang Indonesia dengan Australia atau melanjutkannya. "Sekarang ini sejauh mana antisipasi pemerintah untuk ini. Keputusan di tangan pemerintah," tutupnya.