Vaksinasi Covid-19 per Hari ini Capai 794.289 Dosis/Hari
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memaparkan perkembangan vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Hingga 6 Juli, total vaksin yang sudah disuntikkan mencapai 47,68 juta dosis.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memaparkan perkembangan vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Hingga 6 Juli, total vaksin yang sudah disuntikkan mencapai 47,68 juta dosis.
"Guna mencegah laju penyebaran Covid-19 dan mencapai herd immunity, kita akan terus melakukan percepatan vaksinasi. Hingga 6 Juli, 47,68 juta dosis vaksin telah disuntikkan," kata Staf Khusus Menko Perekonomian Raden Pardede dalam webinar Kajian Tengah Tahun INDEF 2021, Rabu (7/7).
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
Dalam data yang dipaparkan Raden, jumlah total tersebut terdiri dari vaksinasi dosis I yang menyasar 33,33 juta penduduk dan vaksinasi dosis II (vaksinasi lengkap) sebanyak 14,35 juta penduduk.
Lalu, jumlah suntikan dosis vaksin mencapai angka tertinggi pada 26 Juli 2021, yaitu di angka 1.487.716 dosis. Kemudian, tepat pada 6 Juli pukul 18.00, jumlah masyarakat yang divaksin mencapai 642.631 dosis, atau mencapai rata-rata 794.289 dosis per hari.
Sementara, untuk update vaksin gotong royong baru mencapai 182.540 untuk dosis I (atau 1,22 persen dari target) dan 72.895 untuk dosis II alias dosis lengkap (atau 0,49 persen dari target).
Raden juga menjelaskan, target vaksinasi akan terus ditingkatkan tiap bulannya. Pada Juli dan Agustus, ditargetkan rata-rata vaksinasi mencapai 1,5 juta dosis per hari, lalu 1,8 juta dosis pada September, 2,8 hingga 3 juta pada Oktober dan November dan 2,5 juta pada Desember.
"Vaksinasi ini akan didorong terus, kita targetkan sampai akhir tahun 2021 dengan melibatkan banyak pihak termasuk TNI, Polri, BKKBN hingga Bidan," katanya.
Survei DJP: 86 Persen Pengusaha Alami Penurunan Omzet Selama Pandemi Covid-19
Staf Ahli Bidang Kepatuhan Pajak, Kementerian Keuangan Yon Arsal mengatakan berdasarkan hasil survei Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak (DJP), 86 persen responden menyatakan mengalami penurunan omzet selama pandemi covid-19.
Adapun survei tersebut dilakukan pada 21 Juli hingga 7 Agustus 2020 kepada 12.800 responden yang merupakan pelaku usaha, termasuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Hasil survei DJP, Kita bisa lihat dari 12.800 responden yang kami tanya dan merespon balik, mereka menyatakan 86 persen mengalami penurunan omzet dalam usahanya. 50 persen mereka mengalami penurunan permintaan dan 73 persen mengalami keterbatasan likuiditas operasional," kata Yon Arsal dalam Perbincangan Santai Belajar dan Berdiskusi, Selasa (6/7).
Kemudian dilihat dari sisi tenaga kerja, 38 responden menyatakan mengalami perubahan kebijakan ketenagakerjaan untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Lalu 24 persen responden melakukan pemberhentian sementara tenaga kerjanya selama pandemi.
"Dan 41 persen responden menyatakan bahwa mereka melakukan pemotongan gaji. Ini menunjukkan betul bahwa selama pandemi kemarin 2020 dunia usaha amat sangat terdampak," ujarnya.
Sama halnya dengan hasil survei analisis data SPT masa PPN DN dan PPh 21, di mana 67 persen pelaku usaha mengalami penurunan omzet sebesar 25-75 persen akibat pandemi. Di sisi lain, 75 persen pelaku usaha juga mengalami penurunan pembelian.
Lebih lanjut dia menyebut sektor yang paling terdampak pandemi covid-19 adalah sektor penyediaan akomodasi dan makanan minuman.
"Dari sektor yang paling terdampak itu makanan dan minuman 94 persen kemudian hampir seluruhnya mengalami kontraksi," ujarnya.
Disusul oleh sektor konstruksi yang terdampak hingga 90 persen, real estate atau properti 89 persen, transportasi dan pergudangan 88 persen, perdagangan 87 persen, jasa perusahaan 84 persen, dan sektor manufaktur terdampak sebesar 81 persen.
Kendati begitu, kata dia masih ada sektor yang masih tumbuh, salah satunya sektor industri alat kesehatan. "Ada beberapa sektor yang resiliensi tumbuhnya baik seperti industri alat kesehatan rumah sakit," pungkasnya.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)