Wapres JK perjuangkan kelapa sawit Indonesia di forum APEC Manila
Jusuf Kalla ingin kelapa sawit Indonesia masuk kategori produk yang menunjang kehidupan banyak orang.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) saat ini masih berada di Manila untuk mengikuti rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Tahunan Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Dalam sesi APEC Economic Leaders' Meeting, Jusuf Kalla mengatakan akan membawa isu kelapa sawit dan karet untuk dapat masuk kategori produk yang menunjang kehidupan banyak orang atau development goods.
"Ya kita lagi mengusulkan bahwa sawit karet dapat masuk bagian dari pada development goods artinya suatu komoditi yang menunjang kehidupan jutaan orang. Sawit mestinya di situ. Karena itulah saya yakin bisa kita bicarakan," kata JK di Hotel New World, Makati, Manila, Filipina, Rabu (18/11) malam.
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Mengapa Jusuf Kalla bingung dengan penetapan Karen Agustiawan sebagai terdakwa? Saya juga bingung kenapa dia jadi terdakwa, bingung karena dia menjalankan tugasnya," kata JK.
-
Bagaimana Jusuf Kalla menilai harga alutsista bekas yang dibeli pemerintah? "Sebetulnya bukan hanya bekas, berapa harga bekas itu? Itu hal yang berbeda. Kalau ini 'kan harganya rata-rata Rp1 triliun satu pesawat, pesawat yang umurnya 25 tahun," kata JK. Ketika orang ingin membeli pesawat, yang diukur ada dua yaitu umur dan jam terbangnya. Khusus umur sangat berpengaruh pada teknologi yang ada di dalam pesawat tersebut.
Komoditas kelapa sawit Indonesia memang masih menuai pertentangan di dunia internasional, utamanya dari kalangan pecinta lingkungan lantaran dinilai tidak ramah lingkungan.
Sementara produk kelapa sawit dan turunannya sudah banyak menyerap tenaga kerja di sekitar wilayah produksi.
Meski beberapa kali mendapat pertentangan, JK mengatakan dirinya akan berusaha agar produk-produk kelapa sawit dan turunannya bisa diterima di dunia internasional.
"Ya kan kita usahakanlah," tutur JK.