Warga Afrika terkesan pertanian di Indonesia
Indonesia bikin International Training on Agricultural For African Countries pada 15 Maret hingga 30 April 2017.
Indonesia menyelenggarakan International Training on Agricultural For African Countries pada 15 Maret hingga 30 April 2017. Pelatihan berlangsung di kabupaten Kuningan, Jawa Barat, diikuti 12 peserta dari sebelas negara Afrika.
Yaitu, Zimbabwe, Angola, Ethiophia, Gambia, Madagaskar. Kemudian, Sudan, Kenya, Mozambik, Tanzania, Nigeria dan Namibia.
-
Bagaimana Kementan meningkatkan ekspor pertanian? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kegiatan ekspor pertanian akan terus ditingkatkan dengan mendorong pengembangan hilirisasi produk jadi sesuai arahan Wapres "Oleh karena itu kemajuan kita dalam ekspor harus lebih kuat. Kita tidak boleh kalah dengan negara lain. Dan ini suatu kebanggan Karena apa yang kita lakukan ini lahir dari sebuah proses dan kerja keras," jelasnya.
-
Kenapa Kementan giat dalam mengekspor produk pertanian? Kita melakukan ekspor untuk yang kesekian kalinya. Dan menurut pak menteri ekspor ini bisa mencapai 900 triliun. Artinya kita tidak hanya negara pengimpor tetapi juga pengekspor. Ini adalah usaha keras kita dan apa yang kita ekspor juga bukan hanya mentah tapi hilirisasi. Kita memang ingin produk hilirisasi ini terus berkembang. Ini akan membantu mengembangkan usaha masyarakat, terutama UMKM," katanya.
-
Bagaimana cara Irjen Kementan mengajak Petani dan ASN Kementan untuk bangkit membangun pertanian Indonesia? “Kita sedang dalam posisi dan situasi yang tidak sedang baik, iklim dan cuaca yang sedang mempengaruhi proses pertanian. Itulah yang sedang dilakukan oleh Bapak Menteri." "Beliau banyak melakukan terobosan, melakukan kegiatan yang tanpa henti. Kalau bapak Menteri speednya sudah maksimal, tentunya kita anak buahnya yang ada di Kementerian Pertanian, ASN Pertanian, punya tanggung jawab yang lebih,” kata Irjen Setyo.
-
Kapan Kementan melakukan ekspor komoditas pertanian? Berdasarkan data BPS, Wapres menyebut volume nilai ekspor hingga Juni 2023 mencapai 21,2 juta ton.
-
Kapan Kementan mengadakan rapat koordinasi dengan Dinas Pertanian di seluruh Indonesia? Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak kepala dinas pertanian se-Indonesia untuk mengawal jalannya produksi beras pada tahun ini. Dia ingin Indonesia mampu mencapai swasembada sehingga tak lagi bergantung pada kebijakan impor."Kondisi dunia sekarang sedang menghadapi krisis pangan. Bahkan sudah ada negara yang kelaparan dan beberapa negera menyetop ekspor karena perubahan cuaca. Jadi mau tidak mau kita harus menuju swasembada dan harus berdiri di kaki sendiri. Kenapa? Karena Indonesia bisa mengoptimalkan potensi tersebut," ujar Amran dalam rapat koordinasi Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten se-Indonesia, Senin (30/10).
-
Mengapa Kementan terus menjaga mutu komoditas pertanian? Kementerian Pertanian RI terus berkomitmen untuk menjaga mutu komoditas pertanian melalui berbagai pendampingan, pembinaan, sertifikasi dan penjaminan keamanan pangan.
"Keseluruhan program tersebut merupakan komitmen pemerintah RI dalam kerangka kerjasama Selatan-Selatan yang bertujuan untuk memajukan kerjasama pembangunan antar Negara berkembang," kata Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pertanian Mesah Tarigan, dalam siaran pers, kemarin.
Dalam pelatihan tersebut, para peserta bisa meningkatkan pengetahuan terkait budidaya padi, jagung, dan kedelai.
Menurut Mesah, selama 17 tahun terakhir, Indonesia telah melaksanakan 460 program pengembangan kapasitas kepada sekitar 5.400 peserta dari Amerika Selatan, Pasific, Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Sebanyak 65 program diantaranya merupakan pelatihan di bidang pertanian.
"Sehingga jelas terbukti, pertanian tetap menjadi salah satu program unggulan kerja sama teknis yang disediakan pemerintah RI bagi negara-negara penerima."
Adapun metode pelatihan diberikan sebanyak 75 persen praktek di sawah. Sisanya, 25 persen, teori.
Salisu Mawiada, peserta pelatihan asal Nigeria, mengaku terkesan dengan metode pengolahan padi dan jagung di Indonesia.
"Saya sangat terkesan betapa efektifnya pengolahan yang dilakukan secara manual yang dapat memberikan hasil yang lebih baik terhadap produk akhir."
Hal senada diungkapkan Fatma Yousuf. Pegawai Kementerian Pertanian Sudan tersebut mengaku pelatihan telah membuka wawasannya tentang berbagai teknik pengolahan sawah tadah hujan.
Baca juga:
Miris, sektor pertanian tak didukung penuh perbankan RI
Ribuan liter oli tumpah ke Sungai Cibinbin, petani gagal panen
Deflasi Maret 2017, panen raya tekan efek penaikan harga energi
Setop pupuk kimia, petani Banyumas panen perdana beras lokal organik
Jurus BI genjot produksi padi petani lewat corporate farming
April 2017, pemerintah mulai sebar jutaan hektar lahan ke petani