Kisah Burung Berpangkat Letnan Paling Berjasa Bagi Pejuang Indonesia Sampai Tewas Ditembak di Hadapan Komandan
Bukan hanya manusia, ini sosok binatang paling berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Siapa yang dimaksud?
Bukan hanya manusia, ini sosok binatang paling berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Siapa yang dimaksud?
Kisah Burung Berpangkat Letnan Paling Berjasa Bagi Pejuang Indonesia Sampai Tewas Ditembak di Hadapan Komandan
Para pejuang kemerdekaan memiliki andil besar bagi tercapainya kemerdekaan Indonesia.
Pengorbanan harta hingga nyawa harus mereka beri untuk nusa dan bangsa agar terlepas dari penjajahan Belanda dan Jepang.
Namun sebenarnya ada sosok lain dari jenis binatang yang juga turut serta dalam kemerdekaan Indonesia.
Meski bukan berasal dari manusia, sosok tersebut justru memiliki jasa bagi para pejuang kemerdekaan terutama sebagai perantara komunikasi lintas kota.
Binatang apakah itu? Melansir dari akun TikTok @santo160682, Rabu (27/3) simak informasi selengkapnya.
Merpati Pos
Seekor burung merpati pernah menjadi saksi dari perjuangan para pejuang kemerdekaan dalam melawan penjajah.Pada saat itu, burung merpati tersebut dipelihara dan dilatih untuk membawa pesan di zaman kemerdekaan.
Nyatanya burung itu mampu membuat komunikasi antar pejuang tetap berjalan meski terhalang teknologi.
Burung tersebut memiliki tugas untuk menghubungkan satuan TRI (Tentara Republik Indonesia) yang berada di Ronggolawe, Lamongan ke satuan TRI di Surabaya pada tahun 1946.
Karena peran dari merpati ini, komunikasi antar pejuang TRI bisa lancar dilakukan.
Namun keberadaan burung pembawa pesan tersebut dicurigai oleh pihak Belanda.
Belanda merasa merpati tersebut menjadi alasan utama pasukan Belanda kewalahan melawan pejuang Indonesia.
Guna memutus peran merpati tersebut, penembak jitu tentara Belanda akhirnya menembak sayap merpati hingga tertembus peluru saat terbang dengan sebuah misi.
Berpangkat Letnan Anumerta
Meski dalam kondisi sayap terluka parah dan mengeluarkan darah, merpati tersebut tetap terbang hingga sampai di depan komandan tentara republik.Setibanya di hadapan komandan, burung malang itu pun jatuh dan mati dengan surat yang masih terbawa.
Atas jasa besar burung tersebut, komandan tentara republik memberikan penghargaan "Letnan Anumerta" kepada Merpati tersebut.
Kisah burung merpati tersebut tercatat dalam buku 'Album Perang Kemerdekaan 1945-1950', yang diterbitkan Badan Penerbit Almanak RI.
Sampai saat ini, bangkai merpati itu masih bisa dilihat oleh masyarakat karena telah diawetkan.
Bangkai perwira merpati berpangkat Letnan anumerta yang sudah diawetkan itu diserahkan ke museum Brawijaya.
Burung itu diletakkan dalam etalase bertuliskan : "Burung merpati pos yang pernah digunakan sebagai kurir di daerah Komando Ronggolawe, Lamongan/Bojonegoro dengan front Surabaya pada tahun 1946"