Marinir Belanda Kesal, Jaket Perwira Kopassus Dijadikan Sasaran Lempar Pisau
Kesal tak bisa mengalahkan kapten baret merah Indonesia, mereka melampiaskannya pada jaket militer tersebut.
Merasa tak bisa mengalahkan kapten baret merah itu, Belanda melampiaskan kekesalannya.
Marinir Belanda Kesal, Jaket Perwira Kopassus Dijadikan Sasaran Lempar Pisau
Indonesia menggelar operasi militer besar-besaran untuk merebut Irian Barat dari Belanda tahun 1962.
Salah satu operasi penerjunan terbesar yang digelar dalam Trikora adalah Operasi Naga yang dipimpin Kapten Benny Moerdani.
-
Kenapa jamasan keris dilakukan? Rinto mengatakan, pusaka keris yang dimiliki seseorang merupakan cerminan dari pemiliknya. Membersihkan pusaka sama saja dengan membersihkan hati pemiliknya. Dengan membersihkan pusaka itu, harapannya bisa menghilangkan pikiran jelek dan nafsu buruk dari pemiliknya, sehingga yang tertinggal di dalam dirinya adalah hal yang baik-baik dalam mengarungi tahun berikutnya.
-
Apa itu jamasan keris? Tak hanya sekadar membersihkan keris, prosesi jamasan merupakan sebuah ritual yang penuh simbol dan makna filosofis.
-
Siapa yang memimpin Kopassus? Saksikan Video ini: Komandan Jenderal Baru Korps baret Merah
-
Bagaimana Kopassus dilatih? Para prajurit Kopassus dilatih dengan standar tinggi dalam berbagai bidang seperti pertempuran, penyelamatan sandera, pengintaian, dan tindakan-tindakan khusus lainnya, menjadikan mereka salah satu pasukan elit terbaik di Indonesia.
-
Siapa Komandan Kopassus ke-13? Agum menjadi Komandan Kopassus ke-13 menggantikan Brigjen Tarub. Dia dilantik oleh Kasad Jenderal Wismoyo Arismunandar tanggal 6 Juli 1993.
-
Kapan Kopassus dibentuk? Satuan ini didirikan pada tanggal 16 April 1952 dan memiliki peran utama dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara, serta melaksanakan operasi-operasi khusus baik dalam maupun luar negeri.
Pasukan Naga yang Dipimpin Benny Adalah Gabungan Dua Pasukan Elite
56 orang perwira dan prajurit baret merah dari Resimen Para Komanda Angkatan Darat (RPKAD, kini Kopassus).
Ditambah 150 prajurit baret hijau dari Batalyon 530 Para Raiders.
Misi mereka adalah merebut Merauke dan menyandera orang-orang Belanda di sana. Dengan demikian Belanda terpaksa mengerahkan pasukan bantuan hingga wilayah lain terbuka.
Lawan yang harus dihadapi Pasukan Naga adalah Koninklijk Marine atau Marinir Belanda.
Pasukan elite itu bertugas mempertahankan Merauke dan memburu pasukan para (terjun) Indonesia.
Berkali-Kali Kontak Senjata Antara Pasukan Naga dan Marinir Belanda Terjadi
Korban jatuh di kedua belah pihak. Namun strategi gerilya yang dilakukan Kapten Benny dan pasukannya sangat menyulitkan Belanda yang memburu mereka.
Tanggal 6 Juli 1962, terjadi pertempuran di Sungai Kumbai. Tanpa diduga Marinir Belanda tiba-tiba menyergap.
Kepala Benny bahkan sudah dibidik oleh sniper. Namun tembakannya meleset, hanya mengenai topi rimba miliknya.
Benny bisa meloloskan diri. Namun jaketnya yang sedang dilepas terpaksa ditinggalkan.
Belanda pun merampas jaket tersebut. Termasuk foto Hartini, kekasih Benny.
Karena kesal tak bisa menangkap Benny, jaket itu dijadikan sasaran lempar pisau.
Benny Sendiri Baru Tahu Hal itu Saat Gencatan Senjata
Setelah situasi damai, Benny diundang ke Markas Marinir Belanda.
Jaketnya digantung di dinding dan dijadikan sasaran lempar pisau. Foto Hartini juga ditempel di dinding yang sama.
Aksi Benny Moerdani di Merauke membuatnya mendapat kenaikan pangkat istimewa menjadi Mayor.
Letjen Ahmad Yani memerintahkan tanda pangkat itu langsung dibawa terjun bersama seorang perwira RPKAD di Merauke.
Benny Moerdani pun mendapat anugerah Bintang Sakti dari Presiden Soekarno. Ini adalah penghargaan tertinggi bagi anggota TNI.
Benny meneruskan karirnya, kelak dia menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI dengan pangkat jenderal penuh.