Pesawat Pengebom Andalan TNI AU, Paling Banyak Makan Asam Garam Dalam Pertempuran
Jika ada yang nyaris tak pernah absen saat perang, dia adalah B-25 Mitchell buatan North American Aviation.
20230726Pesawat itu adalah B-25 Mitchell buatan North American Aviation.
Pesawat Pengebom Andalan TNI AU, Paling Banyak Makan Asam Garam Dalam Pertempuran
B-25 Mitchell Menjadi Pesawat Pengebom Andalan AS dan Sekutu Saat Perang Dunia II
Bomber ini dilengkapi 12 senapan mesin berat 12,7 mm dan bisa mengangkut 1,5 ton bom. Terbang jauh untuk menghajar wilayah lawan.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Bagaimana kemampuan TNI AU saat itu dibandingkan dengan negara tetangga? “Negara-negara tetangga pada tahun 1962, belum memiliki pesawat tempur supersonik seperti MiG-21,” tulis Marsekal Muda (Pur) Wisnu Djajengminardo.Hal itu dimuat dalam biografinya Kesaksian Kelana Angkasa yang diterbitkan Angkasa Bandung.
-
Apa yang akan di miliki TNI AU dalam waktu dekat? Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohammad Tonny Harjono menyebutkan TNI AU segera memiliki pesawat nirawak baru yang akan melengkapi alat utama sistem senjata (alutsista) nasional.
-
Apa yang nyaris digunakan oleh TNI AU sebagai pesawat tempur? Jet tempur terbaru itu nyaris memperkuat TNI AU. Batal di saat-saat terakhir.
-
Apa yang berhasil diamankan oleh prajurit TNI? Menariknya, penyusup yang diamankan ini bukanlah sosok manusia. Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
-
Di mana ledakan gudang amunisi TNI terjadi? Lokasi ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurad) Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3) lalu menyisakan pertanyaan.
Pesawat B-25 juga yang digunakan Letnan Kolonel James Doolittle untuk mengebom Tokyo 18 April 1942. Pengeboman itu sebagai balasan atas serangan Jepang ke Pearl Harbour.
Bomber ini digunakan saat Belanda ingin kembali menjajah Indonesia setelah Perang Dunia II
Sebagai Sekutu AS, Belanda pun Mendapatkan B-25 Mitchell
Sesuai Kesepakatan Konferensi Meja Bundar, AURI Mendapat Aset-Aset Militer Belanda
Ada 173 pesawat milik Belanda yang diserahterimakan. Pesawat tersebut adalah Pipper Cub/L-4J, C-47 Dakota, B-25 Mitchell, P-51 Mustang, Auster, AT-6 Harvard, PBY Catalina, BT-13 Valiant, Gruman Goose G-21A, serta Lockheed 12.
- Upaya Pembebasan Pilot Susi Air, TNI: Pemerintah Sudah Coba Berbagai Pendekatan
- Prabowo Borong 12 Jet Tempur Tanpa Awak dari Turki, TNI AU Siapkan Pilot Berpengalaman
- Fakta Pangeran Abdul Mateen Putra Sultan Brunei, Tentara yang Juga Pilot Helikopter
- Mahfud MD Diajak Pilot Garuda Masuk Kokpit dan Salam 3 Jari, Ini Aturan Bagi Penumpang Pesawat
- BNPB Salurkan Bantuan Korban Banjir Lahar Dingin dan Longsor Sumbar Via Udara
- VIDEO: Emosi! Rano Karno PDIP Heran UKT Lama Tak Naik "Dulu Kencing Aja 500 Sekarang 2000"
B-25 Segera Menjadi Andalan Angkatan Udara Indonesia
Pesawat ini segera menjalani tugas pertamanya: Menumpas Pemberontakan Republik Maluku Selatan. Sejak itu, dia tidak pernah absen dalam setiap operasi militer TNI AU.
Bomber B-25 ditugaskan untuk membombardir lokasi kubu pertahanan pasukan Kahar Muzakar di pegunungan Sulawesi Selatan. Pesawat ini diterjunkan nyaris dalam setiap operasi militer tahun 1950-1970an.
Sebuah Misi Berbahaya Pernah Ditugaskan Pada Pilot B-25 Saat Trikora
Mayor Udara Pedet Soedarman diperintahkan menghancurkan kapal perang Belanda di Pulau Gag. Kapal perang itu dianggap merintangi upaya TNI untuk merebut Irian Barat dari tangan Belanda. Tanpa ragu Pedet tinggal landas melaksanakan misi tempur.
Sasaran yang Dituju Terlihat, Pedet Segera Memberondong Kapal Perang itu
Belanda berusaha memberikan tembakan balasan, namun siraman peluru delapan senapan mesin 12,7 dari moncong B-25 dan empat lagi dari sayap pesawat, membuat usaha itu sia-sia.
Misi tersebut Sukses!
Dari kokpit pesawatnya, Mayor Pedet bisa melihat pasukan Marinir Belanda yang kocar-kacir akibat serangan tersebut. Begitu yakin targetnya sudah tak berdaya, Mayor Pedet segera meninggalkan Pulau Gag menuju Lanud Ambon. Di perjalanan mereka sempat dikejar Pesawat Neptune Belanda, namun pesawat dan seluruh kru bisa mendarat dengan selamat.