YLKI sebut PLN terancam dibeli asing saat tak lagi diberi subsidi
Tarif listrik sesuai harga pasar membuat PLN semakin menggiurkan untuk dibeli.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menilai penerapan penyesuaian tarif (tarif adjustment) untuk pemakaian listrik 1.300 VA membuka peluang bagi asing untuk melakukan privatisasi Perusahaan Listrik Negara (PLN) secara keseluruhan. Sebab, tarif sesuai pasar dianggap sebagai peluang yang menarik bagi asing.
"Sewaktu-waktu jika tarif sudah otomatis bisa memungkinkan asing masuk dan membeli PLN. Mengapa? Karena tarifnya sudah menarik bagi asing dan sudah hukum ekonomi, ini yang berbahaya," kata Tulus dalam Diskusi Energi Kita yang digelar merdeka.com, RRI, IJTI, IKN, DML dan Sewatama di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (6/12).
Menurutnya, pihak asing tidak berminat untuk mengintervensi saat tarif listrik masih diatur oleh pemerintah. "Kalau sudah diberlakukan bahkan sampai ke 400-900 VA, maka perlahan-lahan asing akan masuk untuk membeli privatisasi PLN," imbuh Tulus.
Oleh karena itu, dia menyarankan agar pemerintah tetap mengontrol tarif listrik, termasuk memberikan subsidi kepada PLN.
Selain itu, dia juga mengusulkan PLN sebaiknya menerapkan tarif progresif. Di mana masyarakat hanya membayar tarif pemakaian per KwH, sehingga bisa dilakukan penghematan.
"Contoh di Afrika Selatan, pemerintah menggratiskan masyarakat miskin untuk listrik kalau pemakaian tidak lebih dari 30 KwH. Kalau lebih dari itu akan dikenakan tarif progresif. Ini tujuannya bagus agar konsumen tidak sembarang pakai listrik. Semua langkah itu rasional kalau ada penyeimbangnya," pungkasnya.
Baca juga:
TDL naik, akademisi imbau pemerintah izinkan masyarakat turun daya
INDEF nilai ketergantungan PLN pada energi fosil menyusahkan rakyat
METI dukung TDL naik agar PLN mampu tingkatkan sambungan listrik
PLN operasikan 4 kapal pembangkit pasok listrik Indonesia Timur
Pembelaan PLN saat naikkan tarif listrik rumah tangga
PLTA beroperasi, PLN pastikan pasokan listrik Jayapura aman
PLN akui pendataan pelanggan 900 VA dilakukan dalam waktu 3 bulan
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Apa strategi PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memaparkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/ Hydropower) di tanah air."Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.
-
Apa yang dibangun oleh PLN di IKN Nusantara? PT PLN (Persero) siap memenuhi kebutuhan listrik hijau di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 Megawatt (MW).