Jikustik Rayakan 29 Tahun Berkarya, Sebut Puncak Tertinggi Cinta adalah Hubungan Manusia dan Tuhan
Grup musik Jikustik yang berasal dari Yogyakarta merayakan ulang tahun ke-29.

Grup musik Jikustik yang berasal dari Yogyakarta baru saja merayakan ulang tahun ke-29. Momen ini menjadi kesempatan bagi para anggota band dan penggemar untuk merenungkan perjalanan panjang yang telah mereka lalui selama hampir tiga dekade.
Sejak pertama kali hadir di industri musik Indonesia pada tahun 1996, Jikustik telah meluncurkan lebih dari 14 album dengan berbagai tema yang menarik. Selain menyajikan lagu-lagu bertema cinta, mereka juga mengeksplorasi hubungan antara manusia dan Tuhan.
Pada perayaan ulang tahun kali ini, Jikustik membagikan beberapa fakta menarik mengenai lagu-lagu mereka. Salah satunya adalah lagu "Puisi," yang sering dianggap sebagai lagu cinta antara pasangan. Namun, penulis lagu tersebut, Ardi Nurdin, memiliki pandangan yang berbeda.
"Lagu ini menuangkan perenungan mendalam tentang hubungan manusia dengan Tuhan. Liriknya yang puitis mencerminkan ketulusan, pengharapan, serta kerinduan hamba kepada Penciptanya," ungkap Ardi Nurdin. Dengan perspektif ini, Jikustik menunjukkan kedalaman makna di balik karya-karya mereka.
Pernyataan Resmi

Dalam sebuah pernyataan resmi yang diterima oleh Showbiz Liputan6.com pada Kamis, 20 Maret 2025, Aji Mirza Hakim, yang lebih dikenal dengan nama Icha, juga mengungkapkan tentang karyanya untuk Jikustik berjudul
"Tak Kan Berpaling DariMu." Ia menjelaskan, "Lagu ini secara eksplisit dan lugas menggambarkan harapan hamba untuk tetap teguh di jalan-Nya, karena kasih dan anugerah-Nya yang tak pernah berhenti menerangi tiap langkah perjalanan hidup."
Icha menekankan bahwa lagu tersebut bukan hanya sekadar karya seni, tetapi juga merupakan ungkapan spiritual yang mendalam. Melalui liriknya, ia berharap dapat menyampaikan pesan tentang keteguhan iman dan kepercayaan kepada Tuhan, yang senantiasa memberikan petunjuk dalam setiap langkah kehidupan. Dengan demikian, "Tak Kan Berpaling DariMu" diharapkan dapat menginspirasi banyak orang untuk tetap setia dalam menjalani hidup sesuai dengan ajaran-Nya.
Puncak Cinta yang Tertinggi

Jikustik merayakan ulang tahun mereka di bulan suci Ramadan dengan mengajak para penggemar untuk kembali menikmati lagu-lagu yang menggambarkan hubungan cinta universal, termasuk hubungan antara manusia dan Sang Khalik. "Kami meyakini puncak tertinggi dari cinta seorang insan adalah ketulusan cintanya kepada Tuhan Semesta Alam. Itulah yang mendasari banyak karya kami, di mana kecintaan tersebut menjadi inspirasi utama," ujar Aji Mirza Hakim. Dalam momen spesial ini, mereka berharap dapat menyentuh hati pendengar dengan lirik yang mendalam dan penuh makna.
Acara ini menjadi kesempatan bagi Jikustik untuk mengekspresikan rasa syukur atas perjalanan karier musik mereka. Melalui lagu-lagu yang mereka sajikan, band ini ingin mengingatkan semua orang akan pentingnya cinta dan kedekatan dengan Sang Pencipta. Dengan semangat Ramadan, mereka berkomitmen untuk terus berkarya dan menyebarkan pesan positif melalui musik yang dihasilkan. Momen ini tidak hanya sekadar perayaan, tetapi juga sebagai refleksi spiritual yang mendalam bagi semua yang terlibat.
Bukan Hanya Sekadar Melodi dan Lirik

Di akhir, banyak pendengar dan penggemar yang memberikan berbagai interpretasi terhadap lagu-lagu Jikustik, termasuk menganggapnya sebagai kisah cinta antara dua orang. Ardi Nurdin menyatakan bahwa ia tidak mempermasalahkan beragamnya tafsir yang muncul. Ia juga sejalan dengan pendapat Icha.
"Bagi Jikustik, setiap karya bukan sekadar rangkaian nada dan lirik, tapi cermin perjalanan hidup kami sebagai pelaku seni. Ketika lagu-lagu kami memiliki relevansi kuat dengan perjalanan hidup banyak orang, itulah pencapaian terbesar seorang musisi," ungkapnya.