Kiat Happy Salma Banting Setir Jadi Pengusaha dan Sukses Jalankan Bisnis di Bali
Happy Salma saat ini telah berhasil menjadi pengusaha yang sukses dalam industri perhiasan dan aksesoris.

Seorang publik figur yang kini sukses sebagai pengusaha di bidang perhiasan dan aksesoris dengan merek Tulola di Bali, Happy Salma, berbagi pengalaman serta strategi agar tetap bertahan di tengah tantangan. Dia menyadari kondisi ekonomi saat ini, baik di Indonesia maupun di luar negeri, sedang tidak stabil.
Namun, Happy meyakini bahwa saatnya bagi masyarakat Indonesia untuk menggali potensi diri dan mencari peluang bisnis yang dapat berkembang di masa depan.
“Kita harus berpikir dari sumbernya di kita dulu, apa yang mau kita tuju, jadi kita berdagang, berbisnis ini harus ada tujuannya. Kalau sudah ditetapkan, setia dan tekun dengan apa yang dilakukan,” ungkap Happy ketika dijumpai di BCA Expoversary 2025, di ICE BSD, pada Sabtu (22/2).
Selanjutnya, ia menekankan untuk memulai sebuah usaha, penting untuk memiliki keunikan dan pertumbuhan yang bersifat individual. Namun, dalam konteks ekosistem, bisnis tersebut juga harus terintegrasi dengan lingkungan sekitarnya.
“Saat ini, saya ada 12 titik retail di Bali dan beberapa tempat lainnya, tidak semua ramai, ada yang tinggi, ada yang tidak. Sebenarnya itu momen yang bagus untuk kita sebagai orang kreatif, seberapa besar kita tetap ingin berada di bisnis tersebut,” tambahnya.
Selektif Sebelum Pilih Bisnis

Happy Salma mengingatkan kepada masyarakat yang berencana untuk memulai usaha agar memperhatikan pentingnya keseimbangan antara peran laki-laki dan perempuan. Menurutnya, kedua gender harus mendapatkan kesempatan yang setara dalam dunia bisnis.
Dia juga menyatakan dirinya bagian dari adat dan tradisi di Bali, yang menjadi tempatnya untuk memulai usaha.
"Jadi, selain mau dekat dengan adat dan tradisi, keseimbangan, serta mau membuka diri dengan hal yang baru, saya rasa peluang untuk tetap berbisnis juga akan lebih lama," ungkap wanita yang telah menciptakan sekitar 30 ribu item aksesoris dan perhiasan tersebut.
Program Bakti BCA

Di sisi lain, Susanti Nurmalawati, yang menjabat sebagai SVP Corporate Communications BCA, menyatakan tidak hanya karya Tulola dari Happy Salma yang menjadi bagian dari program Bakti BCA. Setiap tahun, jumlah mitra yang terlibat terus meningkat.
"Untuk Desa Binaan seperti yang dilakukan oleh Happy Salma, kami memiliki jangkauan dari Sumatra hingga wilayah Timur. Target kerjasama dengan Mba Happy ini mencakup daerah Timur juga, bukan hanya Bali," ujarnya.
Saat ini, terdapat 26 desa yang menjadi Desa Binaan, yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Pada tahun ini, jumlah tersebut akan ditingkatkan menjadi 31 Desa Binaan.