Luna Maya Tanpa Busana di Poster Film Gundik, Lolos Sensor LSF?
Poster film "Gundik" menampilkan Luna Maya dalam keadaan tanpa busana. Versi pertama ditolak oleh LSF.

Film thriller horor terbaru berjudul Gundik, yang dibintangi oleh Luna Maya, Maxime Bouttier, dan Agus Kuncoro, dijadwalkan untuk tayang di bioskop pada tanggal 22 Mei 2025.
Kehebohan tidak hanya datang dari genre filmnya, tetapi juga dari poster promosi yang menampilkan Luna Maya dalam keadaan tanpa busana. Poster pertama menunjukkan Luna Maya di dalam bak mandi besar dengan hanya pundaknya yang terlihat, namun ditolak oleh Lembaga Sensor Film (LSF) dan hanya diizinkan untuk penonton berusia 21 tahun ke atas.
Namun, poster kedua yang dirilis ternyata mengejutkan banyak pihak. Poster ini berhasil melewati sensor dan dikategorikan untuk semua umur, meskipun tetap menampilkan Luna Maya tanpa busana.
Kali ini, ia terlihat berada dalam sebuah wadah bundar besar, dengan tubuhnya tertutupi oleh air kembang dan kain merah. Sutradara Anggy Umbara mengungkapkan rasa terkejutnya terhadap keputusan LSF.
"Yang saya heran itu malah yang kedua ini, foto Luna tanpa busana yang tembus LSF dan kategori semua umur. Gua juga bingung kenapa, tapi itu desain poster buat internasional awalnya," ungkap Anggy Umbara.
Sementara itu, Luna Maya juga mengaku terkejut dan tidak mengetahui bahwa foto tersebut akan digunakan sebagai poster film.
"Surprise sih ya sangat terkejut baru dikasih tau ini. Kalau dilihat berusaha mencerna, poster kan membuat kita tergugah lah poster media pertama menarik perhatian penonton," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa foto tersebut diambil dari adegan film, bukan hasil pemotretan khusus untuk poster. Meskipun demikian, ia menerima hal tersebut sebagai bagian dari profesionalitasnya sebagai seorang aktris.
Poster Gundik versi pertama tidak diterima oleh LSF

Rumah produksi Umbara Brothers yang dimiliki oleh Anggy Umbara telah melakukan persiapan yang matang untuk poster film Gundik. Namun, poster pertama yang menampilkan Luna Maya tanpa busana di dalam bak mandi besar ditolak oleh Lembaga Sensor Film (LSF).
"Nah poster yang itu sudah disiapkan tapi gak tembus Lembaga Sensor Film (LSF). Disetujui tapi untuk kategori usia 21+, akhirnya kami revisi dan siapin poster foto lain," ungkap Anggy Umbara. Penolakan ini memaksa tim produksi untuk melakukan revisi yang signifikan.
Proses revisi poster tentu memerlukan waktu dan pertimbangan yang cermat. Tim produksi harus memastikan bahwa desain baru tetap mampu menarik perhatian penonton, namun tetap mematuhi standar sensor yang berlaku.
Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menyajikan daya tarik visual tanpa melanggar aturan sensor yang ketat. Keputusan LSF untuk menolak poster yang pertama menegaskan pentingnya peran lembaga sensor dalam menjaga moralitas dan kesopanan di industri film Indonesia. Meskipun keputusan ini bisa dianggap kontroversial, tujuannya adalah untuk melindungi penonton dari konten yang dinilai tidak pantas.
Poster Gundik Versi Kedua telah berhasil melewati sensor. Luna Maya mengungkapkan, "Surprise!"

Setelah melakukan revisi, tim produksi meluncurkan poster kedua yang menampilkan Luna Maya dengan pose yang berbeda. Meskipun ia masih tidak mengenakan busana, kali ini tubuhnya tertutup oleh air kembang dan kain merah yang terdapat di dalam wadah bundar besar. Poster yang kedua ini justru mendapatkan persetujuan dari LSF dan dinyatakan layak untuk semua umur. Reaksi Luna Maya terhadap rilis poster kedua ini cukup mengejutkan. "Surprise sih ya sangat terkejut baru dikasih tau ini," ungkapnya. Ia mengaku tidak mengetahui bahwa foto tersebut akan digunakan sebagai poster film dan merasa terkejut dengan keputusan LSF yang mengizinkan poster itu. Namun, Luna tetap menerima keputusan tersebut sebagai bagian dari profesionalisme dalam pekerjaannya.
Keberhasilan poster kedua dalam melewati proses sensor menimbulkan sejumlah pertanyaan mengenai standar penilaian yang diterapkan oleh LSF. Banyak pihak yang mempertanyakan perbedaan mencolok antara poster pertama dan kedua, yang keduanya menampilkan Luna Maya tanpa busana. Situasi ini memicu perdebatan publik mengenai standar sensor serta interpretasi norma kesopanan yang berlaku di masyarakat. Diskusi ini menunjukkan betapa kompleksnya masalah yang berkaitan dengan seni, kebebasan berekspresi, dan nilai-nilai budaya yang berbeda di masyarakat kita.
Film Gundik
Film Gundik mengisahkan tentang empat perampok yang berusaha merampok rumah seorang wanita simpanan pejabat negara, yang dikenal dengan sebutan Gundik.
Mereka tidak menyadari bahwa Gundik tersebut adalah sosok yang luar biasa, yaitu Sang Nyai Penguasa Pantai Laut Selatan. Dalam film ini, Luna Maya memerankan karakter Gundik yang memiliki kekuatan gaib dan penampilan yang menakutkan.
"Perannya challenging banget. Gundik di film ini dan aku perankan bukan sepenuhnya manusia, jadi perantara untuk manusia dan makhluk ghaib, agar dapat kekekalan," ungkap Luna Maya. Peran ini menjadi tantangan besar bagi Luna Maya dalam perjalanan kariernya.
Tantangan dalam memerankan karakter Gundik terletak pada kompleksitas yang dimiliki oleh peran tersebut. Luna Maya dituntut untuk menampilkan sosok yang kuat, misterius, dan menakutkan, sambil tetap menunjukkan sisi kemanusiaan karakter yang ia perankan.
Hal ini membutuhkan kemampuan akting yang tinggi dan pemahaman yang mendalam tentang karakter Gundik. Film Gundik diharapkan mampu memberikan pengalaman menonton yang mendebarkan dan menghibur bagi penontonnya. Dengan mengusung genre drama horor dan thriller, film ini diperkirakan akan menjadi salah satu film Indonesia yang paling dinantikan pada tahun 2025.
Selain Luna Maya, film ini juga menampilkan aktor-aktor berbakat seperti Maxime Bouttier, Ratu Sofya, Agus Kuncoro, dan Tyo Pakusadewo. Meskipun masih ada kontroversi mengenai poster film Gundik, hal tersebut justru semakin menambah rasa ingin tahu publik tentang film ini. Banyak orang yang penasaran untuk melihat bagaimana akting Luna Maya sebagai Gundik dan bagaimana alur cerita film ini akan berkembang lebih lanjut.