Mewah Bak Istana, Potret Rumah Arie Untung dan Fenita Kini Jadi Sorotan Usai Uang Saku Sang Putra Terungkap
Arie Untung dan Fenita memiliki sebuah rumah yang begitu megah dan mewah di tengah Jakarta.
Arie Untung dan Fenita memiliki sebuah rumah yang begitu megah dan mewah di tengah Jakarta. Kehebatan rumah ini sudah terpancar sejak kita melihat pintu depannya yang begitu besar dan menakjubkan.
Mewah Bak Istana, Potret Rumah Arie Untung dan Fenita Kini Jadi Sorotan Usai Uang Saku Sang Putra Terungkap
Rumah megah ini memiliki dua lantai utama yang begitu menakjubkan. Fenita dan Arie seringkali menikmati waktu bersantai di dalamnya, menikmati suasana yang begitu nyaman dan mewah.
Rumah Arie dan Fenita memiliki halaman yang begitu luas dan pagar yang begitu kokoh. Halaman ini sungguhlah luar biasa, mampu menampung sejumlah besar kendaraan dengan begitu mudahnya.
Dalam menghias kamar tidur mereka, Fenita dan Arie memilih pendekatan yang sederhana namun menarik. Mereka memilih untuk tidak menggunakan sandaran divan, melainkan hanya meletakkan bantal-bantal cantik di dinding.
Dapur di rumah Fenita dan Arie begitu mengagumkan. Dapur ini memiliki desain yang kental dengan gaya Amerika, lengkap dengan sebuah pulau raksasa yang terletak di tengahnya. Ironisnya, saat Gavin berada di dapur yang mewah ini, ia terpaksa harus mengandalkan mie instan sebagai menu harian.
Dapur Fenita memang dilengkapi dengan peralatan yang sangat modern dan mewah. Tidak heran jika netizen pun tertarik dan penasaran mengapa Fenita dan Arie terlihat begitu pelit terhadap anak-anak mereka.
Arie mengungkapkan keinginannya agar anaknya belajar hidup dengan sederhana.
Fenita pun telah melakukan penelitian mengenai biaya hidup di sekitar kampus anaknya dan menentukan jumlah uang saku sebesar Rp1,5 juta per bulan.
Namun, ternyata uang tersebut tidak mencukupi bagi Gavin untuk memenuhi kebutuhan makan yang layak, apalagi untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya.
Namun, Arie dan Fenita tidak bergeming dalam pendirian mereka. Arie lantas mengajukan permintaan kepada Gavin untuk bekerja demi mendapatkan penghasilan tambahan. Namun, Gavin menolak dengan tegas, karena ia ingin sepenuhnya fokus pada perkuliahan.