Tora Sudiro Bintangi Film Horor 'Janur Ireng' Karya Kimo Stamboel dan Enggan Terjebak dalam Zona Nyaman Komedi
Masyarakat terkejut ketika MD Pictures memperkenalkan para pemeran film Janur Ireng yang disutradarai oleh Kimo Stamboel.

Publik terkejut ketika MD Pictures mengumumkan daftar pemain untuk Janur Ireng, sebuah film yang diadaptasi dari karya Simpleman. Dalam film ini, kita akan melihat penampilan Tora Sudiro berkolaborasi dengan Rio Dewanto serta aktor berbakat Marthino Lio yang telah meraih dua Piala Citra.
Selain itu, film Janur Ireng yang disutradarai oleh Kimo Stamboel juga akan menampilkan Masayu Anastasia, Ratu Rafa, dan Gisellma Firmansyah. Tora Sudiro mengungkapkan bahwa ia merasa terkejut saat ditawari untuk bermain dalam film horor Janur Ireng, yang merupakan prekuel dari Sewu Dino.
"Tiba-tiba suatu hari gue ditawari 'Lo mau enggak main film tapi bukan komedi.' 'Film apa?' 'Horor.' 'Waduh.' Gue tadinya enggak mau main film horor. Satu gue penakut, gue takut dengan setan-setanan," kata dia.
Selain rasa takut, Tora juga menyatakan bahwa ia enggan terlibat dalam syuting film horor yang biasanya berlangsung dari sore hingga pagi. Dengan bertambahnya usia, ia merasa tidak kuat untuk syuting hingga larut malam. Saat merasa mengantuk, ia sering kali lupa dialog, sehingga artikulasinya menjadi tidak jelas. Hal ini menjadi pertimbangan penting bagi Tora dalam menerima tawaran tersebut.
Tidak Mampu untuk Syuting Hingga Pagi

Tora Sudiro mengungkapkan bahwa ia merasa tidak mampu untuk syuting hingga pagi.
"Jam 9 ngomong sudah cadel, lupa dialog, akhirnya manajer gue bilang 'Ini bagus buat lo.' Setelah gue pikir-pikir gue sudah terlalu nyaman di komedi. Sudah bertahun-tahun," ujarnya.
Dalam sebuah wawancara dengan Liputan6.com di Jakarta Selatan pada Rabu (26/2/2025), ia mengaku terdorong untuk menerima tantangan dan mencoba sesuatu yang baru.
Dalam film Janur Ireng, Tora berperan sebagai Arjo, seorang kepala keluarga Kuncoro. Ia menjelaskan bahwa membangun chemistry dengan rekan-rekannya, Rio Dewanto dan Mathino Lio, tidaklah sulit karena mereka sebelumnya pernah bekerja sama. Namun, tantangan yang dihadapi Tora adalah dalam mendalami naskah serta keinginannya untuk menjalani diet demi perannya yang baru ini.
Tora Sudiro Hadapi Tantangan Dalam Jalani Diet

"Tantangan dalam menjalani diet juga menjadi perhatian. Sebenarnya, tidak ada paksaan untuk menurunkan berat badan, namun keinginan untuk tampil langsing muncul karena karakter yang diperankan memang dibayangkan demikian," kata Tora Sudiro yang mengaku mendapatkan dukungan dari istrinya, Mieke Amalia.
Seperti yang diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, Tora Sudiro dikenal luas dengan genre komedi melalui berbagai program televisi dan film, seperti Extravaganza, Warkop DKI Reborn Jangkrik Boss! part 1 dan 2, Miracle In Cell No. 7, serta Kang Mak From Pee Mak. Oleh karena itu, film Janur Ireng menjadi kesempatan yang tepat untuk menunjukkan kemampuan akting Tora Sudiro yang lebih luas.
"Saya sharing sama Mieke. Saya bilang, 'Ditawari film horor sikat, enggak?' (Dia bilang) sikat aja bagus buat kamu," Tora Sudiro menambahkan.
Dengan dukungan tersebut, ia merasa lebih percaya diri untuk mengambil tantangan baru dalam kariernya. Tora Sudiro berharap dapat memberikan penampilan terbaiknya dan mengeksplorasi berbagai genre film yang berbeda. Hal ini menunjukkan komitmennya untuk terus berkembang sebagai seorang aktor yang tidak hanya terjebak dalam satu jenis peran.
Film Janur Ireng

Sementara itu, Kimo Stamboel mengungkapkan bahwa film Janur Ireng akan membawa penonton ke dalam suasana mencekam dengan misteri yang menyelimuti kutukan santet 1.000 hari.
Pertanyaan seperti apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana tragedi ini terjadi akan terjawab. Tragedi ini merupakan peristiwa berdarah yang merusak kehidupan keluarga Kuncoro.
Dalam Janur Ireng, cerita berfokus pada tujuh keluarga besar yang dikenal dengan nama Trah Pitu. Setiap keluarga memiliki jin dan terikat pada aturan ketat yang melarang mereka untuk saling menyakiti satu sama lain.
Namun, keseimbangan tersebut hancur ketika keluarga Kuncoro mengalami pembantaian secara brutal saat sebuah pesta pernikahan berlangsung. Kejadian ini menjadi titik awal dari kutukan santet 1.000 hari yang menakutkan.
Versi novel dari Janur Ireng mengeksplorasi lebih dalam tentang tema dendam dan konsekuensi mengerikan yang muncul akibat tragedi tersebut. Kimo Stamboel juga menyatakan bahwa kisah Janur Ireng memiliki kompleksitas yang lebih tinggi dengan konflik yang lebih tajam.
Meskipun demikian, sutradara film Sewu Dino menjamin bahwa film Janur Ireng akan mudah dinikmati oleh penonton.
Tingkat ketegangan, kedalaman cerita, serta pengembangan karakter akan membuat Janur Ireng lebih menarik dibandingkan pendahulunya. Apakah Anda sudah siap untuk menyaksikannya?